KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini terus mempersiapkan layanan kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo menyampaikan, pihaknya sudah melakukan rekrutmen 1.560 tenaga kesehatan haji (TKH) untuk semua kelompok terbang (kloter) haji. Lalu tenaga kesehatan yang ditempatkan di klinik di Arab Saudi direncanakan sebanyak 320 orang. Liliek mengatakan, penyiapan sarana dan prasarana kesehatan diantaranya terkait klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) di Makkah dan Madinah, pos kesehatan bandara, pos kesehatan di Arafah, dan pos kesehatan di Mina.
Baca Juga: Dirjen PHU Kemenag: Usulan Kenaikan Biaya Haji 2023 untuk Keadilan dan Keberlanjutan Selanjutnya, terkait penyiapan kendaraan operasional, ambulance, dan kalibrasi alat kesehatan. Liliek menuturkan, tenaga kesehatan haji di setiap kloter berkoordinasi dengan ketua regu dan ketua rombongan untuk terus mengawasi jemaah yang tergolong telah lanjut usia (lansia). Lebih lanjut Liliek menjelaskan, anggaran yang digunakan untuk kesehatan haji digunakan untuk beberapa hal. Antara lain, anggaran obat-obatan dan alat kesehatan sebesar Rp 87,4 miliar, anggaran vaksin meningitis sebesar Rp 29,1 miliar, dan anggaran klinik kesehatan haji Indonesia sebesar Rp 33,6 miliar. Kemudian, anggaran penugasan petugas kesehatan haji sebesar Rp 212,7 miliar, anggaran pelatihan kompetensi petugas kesehatan haji sebesar Rp 8,1 miliar, pembekalan integrasi PPIH sebesar Rp 3,1 miliar. Serta anggaran dana deko berupa pembekalan integrasi TKH di 13 provinsi embarkasi, seragam TKH, dan honor petugas sebesar Rp 15,8 miliar. “Jadi secara total dana APBN untuk penyelenggaraan kesehatan haji yang kita sediakan adalah sebesar Rp 389,8 miliar,” ujar Liliek dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII DPR, Kamis (26/1).
Baca Juga: Soal Usulan Kenaikan Biaya Haji, Kepala BPKH: Sangat Masuk Akal Sementara itu, Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Putu Eka Cahyadi menyampaikan, armada pesawat yang akan digunakan untuk angkutan haji adalah Boeing 777-300 ER, Boeing 747-400, dan Airbus 330-900. Pengawasan transportasi udara selama penyelenggaraan angkutan haji diantaranya meliputi dokumen wajib
onboard di pesawat, memonitor
defect/problem yang terjadi dan perbaikannya. Kemudian, memonitor pelaksanaan perawatan rutin/berkala yang wajib dikerjakan dan memeriksa kondisi umum pesawat setiap kedatangan/keberangkatan. Lokasi pengawasan akan dilakukan di 13 bandara embarkasi/debarkasi haji. “Fluktuasi harga avtur dan kurs dollar sangat mempengaruhi biaya operasi pesawat udara,” ujar Putu Eka. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution mengatakan, 13 depot pengisian pesawat udara dipersiapkan untuk melayani embarkasi kebutuhan pelayanan penerbangan haji 2023.
Baca Juga: Kenaikan Biaya Haji, Jokowi: Itu Belum Final, Belum Final Sudah Ramai “Estimasi kebutuhan avtur nantinya sekitar 78.000 kiloliter,” ucap Alfian. Terkait harga, Alfian menerangkan penetapan harga mempertimbangkan
market dan publikasi lembaga internasional. Dia memprediksi avtur pada kuartal II-2022 memang akan mengalami penurunan harga. “Tapi memang kembali lagi kami tidak bisa meng-
guarantee mengenai
price ini, terutama apabila ketegangan lanjutan antara Rusia dan Ukraina yang mampu mempengaruhi harga pasar,” ujar Alfian. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari