Kemenkes: G20 Jadi Ajang Kolaborasi Dalam Menghadapi Berbagai Isu Kesehatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menekankan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 adalah forum yang akan memberikan suatu action plan yang nyata serta komprehensif untuk recovery global.

Dia menambahkan, momentum G20 adalah ajang kolaborasi untuk mewujudkan suatu arus kesehatan globlal yang lebih inklusif, kooperatif, responsif dalam menghadapi berbagai issue kesehatan global.

“Kolaborasi ini harus dapat membantu Negara Negara lain terutama Negara dengan pendapatan rendah menengah dalam respon ancaman kesehatan di masa yang akan datang dan memiliki sistem kesehatan nasional yang lebih kuat dan berkelanjutan,” lanjut Nadia dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (23/3).


Dalam Presidensi G20 2022, fokus utama sektor kesehatan adalah memperkuat arsitektur kesehatan global dengan 3 sub issue prioritas yang terdiri dari membangun sistem pertahanan kesehatan global, harmonisasi standart protocol kesehatan global dan mengembangkan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan persiapan dan respon terhadap krisis kesehatan yang akan datang.

Nadia menambahkan, terdapat perbedaan yang mencolok dalam kapasitas tiap negara untuk mendeteksi, memantau patogen yang muncul dengan genomic survalen. "Untuk mempersiapkan respon yang lebih efektif maka dari itu pemimpin negara negara G20 harus dapat membangun sistem pertahanan kesehatan global,” imbuhnya.

Baca Juga: Vladimir Putin Akan Menghadiri KTT G20 di Bali

Kedua, harmonisasi standart protocol kesehatan global. Nadia menjelaskan, selama masa pandemi Covid-19, dunia belajar bahwa covid 19 ini berdampak pada hampir semua sektor termasuk diantaranya perdagangan, pariwisata dan pendidikan. Maka dari itu dibutuhkan sebuah rekoneksi terhadap sertifikat ijin dan vaksin Covid 19 ini antara negara-negara G20.

Ketiga, G20 diharapkan dapat memberikan langkah nyata dalam mengembangkan pusat studi dan manufaktur untuk pencegahan persiapan permasalahan kesehatan yang akan datang.

“Untuk bersiap menghadapi pandemi berikutnya, setiap Negara harus memiliki akses yang setara terhadap vaksin terapitic dan diagnostic. Sebagai tambahan pada masa pandemi kita membutuhkan kolaborasi dan jejaring antara para ahli pada sektor kesehatan masyarakat untuk mengembangkan studi manufaktur,” tuturnya.

Nadia menegaskan, bahwa dalam menanggulangi sebuah penyakit, kolaborasi pemerintah dan dukungan masyarakat menjadi kunci utama untuk kita bisa menyelesaikan berbagai penyakit menular.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari