KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menambah tiga jenis vaksin ke dalam program imunisasi rutin lengkap, yaitu PCV, Rotavirus dan HPV. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, alasan penambahan jenis vaksin tersebut untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak. Ia menjelaskan, sebelumnya ada 11 jenis vaksin yang masuk program imunisasi rutin lengkap. Dalam 15 bulan pertama Budi menjabat sebagai Menteri Kesehatan, ia melihat bahwa intervensi kesehatan yang lebih murah dan lebih efektif jika dilakukan di hulu dengan imunisasi.
Budi mengamati ada ada problem besar di Indonesia, pertama adalah kematian ibu, dan kedua kematian anak. Kematian ibu di Indonesia banyak diakibatkan oleh kanker, yakni kanker serviks dan kanker payudara. Sementara kematian anak paling banyak diakibatkan oleh infeksi dan yang paling tinggi adalah diare dan pneumonia.
Baca Juga: Vaksin HPV Gratis Mulai Tahun 2022 Ini, Ini Manfaat dan Calon Penerima "Kami cek ada vaksinnya untuk ibu itu vaksin kanker serviks, (vaksin) yang untuk kanker payudara belum ada. Selanjutnya untuk mencegah pneumonia pada anak dengan menggunakan vaksin PCV dan diare ada vaksin rotavirus," kata Budi dikutip dari website resmi Kementerian Kesehatan Senin (25/4). Secara spesifik, vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Sedangkan, Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota. Kemudian vaksin HPV untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita. Ketiga vaksin tersebut akan menjadi bagian dari imunisasi rutin lengkap yang dilakukan bertahap. Vaksinasi HPV sebelumnya sudah dilakukan di sejumlah kabupaten/kota, di antaranya Yogyakarta. Budi melanjutkan vaksinasi HPV sudah dilakukan cukup lama. Sehingga vaksinasi HPV harus cepat dilakukan secara masif di seluruh Indonesia karena hasilnya menunjukkan baik. "Jadi di daerah-daerah seperti Yogyakarta itu sudah dilakukan dan hasilnya baik. Kami ingin agar ini (vaksinasi HPV) cepat-cepat bisa diluncurkan secara nasional untuk bisa menurunkan kematian ibu yang disebabkan oleh serviks cancer, karena kanker makin lama makin naik kematiannya di Indonesia," ucapnya.
Baca Juga: Wajib Vaksinasi HPV , Ini Fakta Vakisn HPV Kanker Serviks Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menambahkan introduksi vaksinasi HPV telah dilakukan di beberapa kabupaten/kota. Dimana dihasilnya dengan baik mampu mengurangi insiden kanker serviks. "Makanya kami perluas tahun ini arahan Pak Menteri untuk menambah di delapan provinsi jadi empat provinsi di Jawa dan Bali, dan tiga provinsi di Sulawesi (Provinsi DKI Jakarta, D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali) yang ditargetkan selesai tahun 2022," tutur Maxi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi