Kemenkes uji klinis terapi plasma konvalesen ke pasien corona, berikut manfaatnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak seluruh rumahsakit untuk bergabung dalam uji coba klinis terapi plasma konvalesen (convalescent) sebagai upaya tambahan untuk mengobati pasien yang terjangkit virus corona baru.

Pelaksana tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Abdul Kadir mengatakan, terapi konvalesen untuk menurunkan pasien Covid-19. Proses uji coba klinisnya akan melibatkan banyak pihak.

Balitbangkes Kemenkes merupakan koordinator nasional uji coba klinis terapi konvalesen, lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai pengawas dan Palang Merah Indonesia (PMI) selaku penyedia plasma.


Baca Juga: Besaran biaya perawatan pasien Covid-19 sangat mahal, please, jangan anggap remeh

“Kerjasama penelitian ini diharapkan berdampak baik bagi penanganan Covid-19 di Indonesia,” kata Kadir, Kamis (2/7), seperti dikutip situs Balitbangkes Kemenkes. Sebelumnya, terapi plasma konvalesen pernah digunakan saat pandemi flu Spanyol sebagai langkah pengobatan.

Kadir menjelaskan, plasma konvalesen ialah plasma darah yang diambil dari pasien terdiagnosa Covid-19 dan dinyatakan sembuh. Plasma pasien yang sembuh memiliki efek terapeutik, di mana di dalamnya terdapat antibodi terhadap virus corona baru SARS-Cov-2.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah memberi lampu hijau terapi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 . Dengan catatan, sebelumnya harus menjalani uji klinis dulu secara ketat.

Baca Juga: Lembaga Eijkman menyebut terapi plasma konvalesen tak bisa cegah virus corona

Lalu, apa manfaatnya? Melansir GridHealth, Dokter Monica, ahli genetika dan biologi molekular Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, mengatakan, manfaat terapi plasma konvalesen ada kekebalan yang instan. "Zaman sekarang kan semuanya serba instan,” ujarnya.

Manfaat lain dari terapi itu, Monica menambahkan, prosesnya yang relatif mudah, tak jauh berbeda dengan transfusi darah. Dari segi biaya pun terbilang murah, sehingga dengan faktor ekonomis bisa menekan ketergantungan ventilator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News