Kemenkeu catat penawaran masuk di lelang SUN awal Februari naik 51,54%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) berhasil membukukan penawaran masuk untuk lelang Surat Utang Negara (SUN) di 2021 pada Selasa (2/2) sebanyak Rp 83,79  triliun atau naik Rp 28,5 triliun atau 51,54% dari capaian lelang sebelumnya 19 Januari 2021 yakni Rp 55,29 triliun.

Sekedar mengingatkan, lelang SUN sempat sentuh rekor Rp 127 triliun di Februari 2020. Sementara itu, dari penawaran yang masuk pada Lelang SUN Selasa (2/2), pemerintah menyerap sebanyak Rp 35 triliun atau sesuai target indikatif.

Sebagai informasi, pemerintah terbitkan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam tujuh seri dengan target indikatif Rp 35 triliun dan maksimal mencapai Rp 52,5 triliun. Adapun tujuan lelang yakni untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.


Seri yang ditawarkan pemerintah kali ini diantaranya SPN03210505 (new issuance), SPN12220203 (new issuance), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0088 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0089 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: PPKM diperpanjang, hasil lelang sukuk negara hari ini turun

Berikut besaran rincian serapan masing-masing seri sekaligus besaran yield rata-rata tertimbangnya:

FR0087 jadi seri yang mendapatkan total penawaran masuk tertinggi yakni Rp 34,79 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6,12%. Seri ini akan jatuh tempo pada 15 Februari 2031, dengan tenor 10 tahun. Dari SUN tersebut, pemerintah menyerap Rp 12,45 triliun, sekaligus jadi seri yang terbanyak diserap pemerintah.

Urutan kedua ada seri FR0086 mencatatkan penawaran masuk sebanyak Rp 17,59 triliun, dengan yield rata-rata 5,16%. Seri tersebut merupakan SUN dengan tenor 5 tahun dan bakal jatuh tempo 15 April 2026. Seri ini berhasil diserap pemerintah sebanyak Rp 12,4 triliun.

Baca Juga: Tawarkan kupon 5,57%, pemerintah targetkan penjualan ORI019 sebesar Rp 10 triliun

Editor: Noverius Laoli