JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo masih bungkam mengenai perkembangan persiapan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) terkait usulan feasibility study (FS) yang akan dibiayai oleh pemerintah. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini menjelaskan, persiapan pembangunan proyek Jembatan Selat Sunda masih dalam tahap pembahasan mendalam. Karena itu, lanjut Agus, belum ada keputusan mengenai perkembangan proyek ini. "Saya belum bisa jawab soal JSS, karena itu dokumen rahasia negara. Sekarang masih dalam pembahasan pemerintah, nanti kalau sudah waktunya, saya akan jawab lengkap," tutur Agus Martowardojo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (4/7). Sebelumnya Agus Marto sempat mengirim surat kepada Kementerian Pekerjaan Umum yang meminta pembiayaan feasibility study agar dibiayai oleh pemerintah. Usulan ini berlawanan dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS)/ Jembatan Selat Sunda (JSS), yang mengatur feasibility study dibuat oleh pemrakarsa. Hingga saat ini pihak pemrakarsa PT Graha Banten Lampung Sejahtera (Artha Graha dan Pemda Lampung-Banten) yang juga merupakan konsorsium penggarap pre-feasibility study Jembatan Selat Sunda menyatakan jika sudah ada investor dari China, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat yang tertarik mengerjakan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) atau Jembatan Selat Sunda. Jembatan Selat Sunda yang mencapai 29 Km akan menjadi salah satu terpanjang di dunia dan diperkirakan menelan investasi hingga lebih dari Rp 100 triliun. Pemerintah menargetkan proyek ini sudah bisa dibangun tahun 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kemenkeu masih bungkam soal JSS
JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo masih bungkam mengenai perkembangan persiapan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) terkait usulan feasibility study (FS) yang akan dibiayai oleh pemerintah. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini menjelaskan, persiapan pembangunan proyek Jembatan Selat Sunda masih dalam tahap pembahasan mendalam. Karena itu, lanjut Agus, belum ada keputusan mengenai perkembangan proyek ini. "Saya belum bisa jawab soal JSS, karena itu dokumen rahasia negara. Sekarang masih dalam pembahasan pemerintah, nanti kalau sudah waktunya, saya akan jawab lengkap," tutur Agus Martowardojo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (4/7). Sebelumnya Agus Marto sempat mengirim surat kepada Kementerian Pekerjaan Umum yang meminta pembiayaan feasibility study agar dibiayai oleh pemerintah. Usulan ini berlawanan dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS)/ Jembatan Selat Sunda (JSS), yang mengatur feasibility study dibuat oleh pemrakarsa. Hingga saat ini pihak pemrakarsa PT Graha Banten Lampung Sejahtera (Artha Graha dan Pemda Lampung-Banten) yang juga merupakan konsorsium penggarap pre-feasibility study Jembatan Selat Sunda menyatakan jika sudah ada investor dari China, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat yang tertarik mengerjakan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) atau Jembatan Selat Sunda. Jembatan Selat Sunda yang mencapai 29 Km akan menjadi salah satu terpanjang di dunia dan diperkirakan menelan investasi hingga lebih dari Rp 100 triliun. Pemerintah menargetkan proyek ini sudah bisa dibangun tahun 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News