Kemenkeu Pastikan Anggaran Rp660,8 triliun Terarah ke Beasiswa dan SDM Berkualitas



KONTAN.CO.ID - Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 yang ditandai oleh kemajuan digital dan ke depan berkembang menuju era society 5.0, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor yang sangat penting. Pasca pandemi Covid-19 berakhir, masih dirasakan adanya dampak yang signifikan di berbagai sektor, termasuk aspek ekonomi baik secara makro maupun mikro. Banyak sektor yang mengalami kesulitan dan tantangan besar dalam mendukung laju pertumbuhan ekonomi. Melihat kondisi tersebut, pengembangan SDM harus memiliki peran yang sangat krusial di masa new normal dan menjadi faktor kunci dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi terutama perubahan cara kerja.

Dunia pendidikan sebagai wahana mencetak SDM berkualitas terutama perguruan tinggi memiliki peran yang sangat sentral dalam mendukung pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan melalui pengembangan riset, teknologi, dan inovasi. Dalam upaya untuk menciptakan SDM unggul yang pintar, kreatif, jujur, dan bisa bersaing dalam mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045, pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan sebesar Rp660,8 triliun, yang merupakan 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024. Dari jumlah itu, sekitar Rp237,3 triliun dialokasikan melalui belanja pemerintah pusat, Rp346,6 triliun melalui Transfer ke Daerah, dan Rp77,0 triliun akan digunakan untuk investasi pendidikan. Jumlah anggaran pendidikan ini naik sebesar Rp48,6 triliun dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai Rp612,2 triliun.


Anggaran pendidikan tersebut digunakan untuk mendukung program-program unggulan antara lain untuk peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, pemerataan kualitas pendidikan melalui peningkatan distribusi guru dan infrastruktur pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini, peningkatan akses pendidikan di semua jenjang pendidikan, optimalisasi Angka Partisipasi Pendidikan (APK) melalui beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, layananan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang holistik integratif, afirmasi pendidikan seperti inklusif dan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), pendidikan nonformal, pendidikan tinggi vokasi, pendidikan tinggi akademik, asesmen kompetensi minimum (AKM), serta pendanaan pendidikan. Program-program ini diharapkan dapat membentuk SDM yang unggul, inovatif, berintegritas, dan berdaya saing global.

Strategi untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia

Isa Rachmatarwata, yang merupakan Direktur Jenderal Anggaran di Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa kita harus sangat berusaha dan berkomitmen untuk menghadapi tantangan ini. Artinya, perguruan tinggi akan membutuhkan lebih banyak uang untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik. Sebelumnya, pemerintah sudah memberikan cukup banyak dana untuk pendidikan tinggi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan jumlah ini terus meningkat setiap tahun.

Isa menjelaskan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia akan difokuskan pada beberapa hal:

Meningkatkan kemampuan guru dan staf pendidikan.

Meningkatkan kualitas pendidikan dengan menyebarkan guru dan memperbaiki fasilitas sekolah di seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil.

Meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD).

Selain itu, pemerintah akan bekerja untuk:

Memastikan bahwa semua orang dapat mengakses pendidikan di semua tingkatan.

Meningkatkan fasilitas dan infrastruktur pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil.

Membangun koneksi antara pendidikan vokasi dan dunia kerja.

Pemerintah juga berkomitmen untuk:

Memperluas program beasiswa.

Mendukung kebudayaan.

Memperkuat perguruan tinggi agar menjadi yang terbaik di dunia.

Mendorong penelitian dan inovasi.

Anggaran untuk beasiswa dan bantuan sosial pendidikan telah ditingkatkan menjadi Rp35,94 triliun pada tahun 2024, meningkat lebih dari lima kali lipat dari sepuluh tahun yang lalu. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua orang, dari tingkat dasar hingga tinggi, memiliki akses ke pendidikan. Ini sejalan dengan prinsip "no one left behind" yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang berarti tidak ada warga yang tertinggal dalam mendapatkan hak pendidikan.

Beasiswa dan bantuan pendidikan akan diberikan melalui berbagai program, seperti Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) untuk sekolah dan program seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) untuk peserta didik.

Penting bagi kita semua, terutama mereka yang tinggal di wilayah terpencil (3T), memiliki disabilitas, atau menjadi pekerja migran, untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Oleh karena itu, perguruan tinggi dan institusi pendidikan lainnya memiliki peran besar dalam mencapai tujuan ini yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Isa mengingatkan kita bahwa peringkat bukanlah hal utama yang harus diperjuangkan. Tujuan utamanya adalah bagaimana peringkat tersebut dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Di sisi lain, dunia pendidikan dan dunia kerja seringkali memiliki perbedaan yang perlu diatasi. Revolusi industri 4.0 membuat dunia kerja berkembang sangat cepat, sehingga kita perlu menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi, dunia kerja, dan industri. Inilah yang menjadi semangat dari konsep Kampus Merdeka, yang memberikan mahasiswa ruang lebih besar untuk mengembangkan diri dan potensi mereka.

Selama 10 tahun ke depan, perkiraan dari McKinsey adalah bahwa banyak pekerjaan akan digantikan oleh teknologi. Namun, ini juga akan membuka peluang untuk pekerjaan baru yang mengikuti perkembangan teknologi. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus memastikan bahwa lulusannya memiliki keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan baru ini dan menjadi lebih adaptif dan fleksibel, sesuai dengan semangat Kampus Merdeka.

Isa menutup dengan menyebutkan bahwa program-program yang telah disiapkan harus dilaksanakan secara baik, dengan memperhatikan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas. Hal ini akan membantu kita mencapai target yang telah direncanakan dengan sukses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ridwal Prima Gozal