Kemenkeu sebut tren pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Pemulihan perekonomian Indonesia pasca terdampak wabah virus Covid-19 tumbuh positif sejak triwulan III tahun ini. Tren ini diprediksi akan terus meningkat secara signifikan pada beberapa waktu ke depan.

Demikian dikatakan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu  melalui diskusi media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Reformasi dan transformasi Ekonomi". Diskusi FMB 9 digelar secara virtual dari ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rabu (11/110).

"Kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan secara nyata. Sudah menunjukkan perbaikan dalam beberapa bulan belakangan ini," ujarnya.


Lima indikator pertumbuhan perekonomian dalam negeri yang merangkak naik antara lain konsumsi rumah tangga dari minus 5,5% pada triwulan kedua beranjak ke minus 4%, belanja pemerintah yang pada triwulan lalu minus 6,9% kini tumbuh positif mencapai 9,8%, investasi dari triwulan lalu minus 8,6% saat ini tumbuh menjadi minus 6,5%.

Baca Juga: Guru Besar UPI: Jika ada pasal UU Cipta Kerja bermasalah, ajukan uji materi ke MK

"Ekspor dari minus 11,7% pada triwulan lalu kini merangkak naik sebesar 10,8%, dan terakhir impor dari minus 17% menjadi minus 11,9%," katanya.

Tumbuhnya perekonomian Indonesia saat ini, karena pemerintah telah melakukan berbagai upaya kebijakan stimulus fiskal yang berkaitan pemulihan perekonomian dalam beberapa waktu ke depan. Setiap kebijakan ini, rupanya sangat berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian bangsa di tengah pandemi.

"Seluruh komponen pertumbuhan berada dalam tren positif, karena didukung sepenuhnya oleh stimulus fiskal untuk pandemi Covid-19 dan program pemulihan perekonomian," kata Febrio.   Kebijakan yang telah diterbitkan oleh pemerintah dalam mengantisipasi masalah di atas, adalah dengan memberikan bantuan Rp 695,2 triliun. Pagu tersebut dipergunakan oleh pemerintah sebagai upaya dalam menangani penyebaran Covid-19 dan juga sebagai faktor pendorong pertumbuhan perekonomian di dalam negeri.

Baca Juga: Menurut OJK, ini yang bikin penyaluran kredit bank masih loyo

Dari pagu anggaran yang dialokasikan pemerintah saat ini, telah terealisasi sebanyak Rp 376,17 triliun. Artinya, sebanyak 54,1% pagu anggaran yang diperuntukkan untuk pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 sudah banyak tersalurkan kepada masyarakat terdampak.

Dari pagu anggaran yang telah dialokasikan, terdapat enam klaster program utama yakni kesehatan, perlindungan sosial, pemda dan sektoral, insentif dunia usaha, UMKM, dan pembiayaan korporasi.  "Pemerintah berhasil merealisasi 54,1% anggaran tersebut," tuturnya.   

Dari semuanya, ada dua klaster yang sangat cepat dilakukan penyerapan anggaran yakni Perlindungan sosial yang telah menyerap anggaran sebanyak 75,6% atau Rp 177,05 triliun dan UMKM yang menyerap anggaran 82,4% atau Rp 94,64 triliun. Dua hal ini sangat terdampak kepada masyarakat kecil dan UMKM.

"Dua klaster ini yang sangat cepat penyerapan anggaran, karena memang pemerintah fokus dengan dua hak ini," katanya.

Kemudian, disusul oleh sektoral kementerian atau lembaga yang berhasil menyerap Rp 32,21 triliun atau 48,8%, kesehatan yang menyerap Rp 32,15 triliun atau setara dengan 33,1%, dunia usaha sebesar Rp 38,13 triliun atau setara dengan 31,6%.   "Terakhir, pembiayaan korporasi Rp 2,001 triliun atau 3,2%," pungkasnya.

Selanjutnya: Mirae Asset ramal IHSG terus bergerak positif hingga akhir tahun, ini sentimennya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli