Kemenkeu yakin penyerapan anggaran PEN bisa capai 100% hingga akhir tahun 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian saat ini, Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk menghadapi pandemi Covid-19 untuk dapat memulihkan ekonomi yang melorot akibat pandemi ini.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah juga telah mempersiapkan berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan pagu Rp 695,2 triliun dalam belanja APBN 2020. 

Beberapa stimulus itu diberikan untuk sektor kesehatan, perlindungan sosial, UMKM, Pemerintah Daerah atau sektoral, Insentif Perpajakan, serta pembiayaan korporasi. 


Baca Juga: Pekan depan, rupiah masih menguji level Rp 15.000 per dolar AS

Suahasil menyebutkan, sampai dengan 16 September 2020, pagu anggaran yang sudah terserap untuk seluruh anggaran PEN adalah hampir 36%. Sedangkan anggaran untuk PEN yang sudah teralokasikan sudah mencapai 91%. 

“Jadi kalau kita bikin anggaran itu sudah disusun alokasinya. Alokasi itu dengan total Rp 695,2 triliun sudah teralokasikan 91% sehingga 9% sisanya selalu disiapkan untuk dilakukan shifting misalnya apabila ada program yang harus dilakukan cepat menggunakan sisa itu,” jelas Suahasil dalam konferensi secara daring, Sabtu (19/9). 

Sehingga, dari total penyaluran PEN yang sudah terserap sekitar 36% ini, Wamenkeu justru optimistis penyerapan PEN bisa mencapai 100% hingga akhir tahun 2020.  “Apakah mungkin bisa sampai 100% sampai Desember 2020? Jawaban saya adalah sangat mungkin. Karena memang beberapa program dibayarkan secara bulanan,” kata Suahasil. 

Ia mencontohkan, program yang dimaksudnya itu meliputi program keluarga harapan (PKH) serta program sembako. Sehingga penyerapan kedua program ini selalu dilakukan setiap bulannya agar kelompok yang diberikan ini selalu mendapat pemasukan hingga akhir tahun. 

Baca Juga: Banyak pejabat positif Covid-19, pemerintah belum siap hadapi pandemi?

Tak hanya itu, program kartu pra kerja juga diharapkan dapat meningkatkan penyerapan PEN hingga mencapai 100%. Sebab program ini terus dilakukan per batch hingga akhir tahun. 

Selanjutnya: Pandemi Covid-19 percepat proses digital governance di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi