Kemenko Marves sambut proyek pembangunan pabrik baterai EV oleh Hyundai dan LG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tercapainya kesepakatan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik atawa electric vehicle (EV) di Karawang yang melibatkan Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution mendapat respons positif dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves).

Sebagai informasi, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah Indonesia untuk membentuk perusahaan patungan (joint ventures) sebagai upaya membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik senilai US$ 1,1 miliar.

Pembangunan pabrik tersebut dijadwalkan akan dimulai pada kuartal IV-2021 dan akan selesai pada semester pertama tahun 2023. Sementara itu, produksi massal sel baterai di fasilitas baru ini diharapkan akan dimulai pada semester I-2024.

Asisten Deputi Industri Maritim dan Transportasi Kemenko Marves M. Firdausi Manti menyampaikan, baterai menjadi komponen utama untuk kendaraan listrik. Sehingga dengan dibangunnya pabrik baterai tersebut, diharapkan akan mendorong investasi manufaktur kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Juga: Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution akan bangun pabrik baterai EV di Karawang

“Selain itu, pemerintah memang sedang mendorong agar rantai pasok industri kendaraan listrik dapat berkembang di Indonesia,” imbuh dia, Kamis (29/7).

Dengan adanya rencana pembangunan pabrik baterai oleh Hyundai dan LG, hal ini mendorong kepercayaan investor untuk terus berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor kendaraan listrik. Selain karena memiliki bahan baku pembuatan baterai yang mumpuni, Indonesia juga dapat menjadi basis produksi kendaraan listrik yang menjanjikan.

Sebagai contoh, Hyundai Motor juga tengah berinvestasi membangun pabrik mobil di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini turut memproduksi mobil listrik di awal tahun 2022 mendatang.

Di samping itu, lanjut Firdausi, PT International Chemical Industry selaku produsen baterai ABC juga akan melakukan investasi dengan mengembangkan dan membangun pabrik baterai cell Lithium Ferro Phospat (LFP) di Indonesia.

Adapun nilai investasinya berada di kisaran Rp 207,5 miliar. Rencananya, pabrik tersebut akan mulai berproduksi pada tahun 2022.

Selanjutnya: Proyek pabrik baterai Hyundai dan LG akan kerek ekosistem kendaraan listrik nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari