KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warung tradisional atau toko kelontong di Indonesia yang ada sekitar 3,5 juta merupakan salah satu kekuatan ekonomi kerakyatan yang sudah ada sejak dahulu. Adanya pandemi virus corona atau Covid-19 tentu berdampak bagi sektor usaha yang mudah ditemui di lingkungan masyarakat tersebut. Tak hanya itu sebelum-sebelumnya munculnya toko-toko ritel modern juga membuat warung tradisional perlahan mulai berkurang dari sisi permintaannya.
Melihat adanya fakta tersebut maka diluncurkanlah inisiatif Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju) dibawah Konsorsium Sosial, yang merupakan kolaborasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) Republik Indonesia dengan UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UKM Center FEB-UI), Coca-Cola (PT Coca-Cola Indonesia dan Coca-Cola Amatil Indonesia), dan QASA.
Baca Juga: Jadi solusi UMKM saat pandemi Covid-19, Menkop Teten apresiasi GoFood Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan pihaknya sangat mengapresiasi lahirnya gerakan yang menjadikan warung tradisional atau toko kelontong yang notabennya juga UMKM dapat bangkit di tengah pandemi Covid-19 dan utama di tengah kemajuan teknologi dan jaman. "Saya kira menjadi inisiatif yang bagus untuk berdayakan warung-warung. Kami mendukung semua inisiatif untuk memberdayakan warung jadi sebuah rantai ekonomi masyarakat yang sangat vital, untuk itu kami memberikan apresiasi sebesar-besar," jelas Teten saat launching secara virtual Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju), pada Senin (29/6). Aspek kebersihan yang menjadi fokus pada gerakan tersebut disebut Teten akan menjadi poin yang diperhatikan bagi konsumen, terlebih di masa pandemi. Bukan hanya itu peralihan perilaku konsumen dari
offline ke online selama masa pandemi juga jadi waktu yang tepat bagi digitalisasi UMKM terutama warung tradisional. Teten juga menekankan selain pentingnya SOP kebersihan, kesehatan dan keamanan di warung-warung tradisional, perlu juga adanya digitalisasi dari sisi
supply ataupun
demand. "Penting juga pengembangan toko/warung tradisional menjadi lebih modern dan berbasis digital melalui pemanfaatan teknologi. Contohnya dengan penerapan sistem inventory pemasaran secara online pembayaran digital dan juga pengaturan layout produk yang menarik dan bersih sehingga warung-warung tradisional nanti bisa tidak kalah keren dengan yang toko ritel modern," jelas Teten.
Baca Juga: Akumindo desak pemerintah siapkan pasar untuk UMKM Digitalisasi UMKM disebut Teten bukan hanya akan membuka dan mempermudah pasar saja. Digitalisasi juga akan membantu dalam permudah warung tradisional atau UMKM untuk akses pembiayaan. "UMKM Digitalisasi engga cuma mempermudah market keluar tapi juga pembiayaan. Ke depan juga harus dipikirkan bagaimana akses pembiayaan keuangan lebih mudah," imbuhnya. Sebagai langkah awal, 'Gerakan Toko BERSAMA' akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standar operasional toko yang bersih, sehat dan aman dalam rangka persiapan new normal melalui distribusi e-book, video yang bisa disebarkan secara gratis dan diakses di laman www.gerakantokobersama.com. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto