KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, pihaknya akan mematahkan dominasi produk impor susu dalam memenuhi kebutuhan susu nasional. Faktanya, produksi susu dari sapi perah lokal hanya mampu memenuhi kebutuhan susu nasional sebesar 20%. Teten mengakui ada masalah yang menghambat produksi susu sapi Indonesia. Beberapa hambatan adalah bibit sapi yang tidak produktif, minimnya ketersediaan lahan untuk pakan, serta permodalan. Sehingga membuat selisih antara konsumsi dan produksi susu masih tak seimbang. Solusinya, lanjut Teten, guna meningkatkan produktivitas, perlu peremajaan bibit agar menghasilkan sapi yang produktif.
"Selain bibit, pemerintah juga membuka kans impor sperma sapi untuk mendapatkan jenis yang bagus," kata Teten dalam siaran pers tertulis yang diterima Kontan.co.id pada Rabu (19/2).
Baca Juga: Ekspor industri mamin capai level US$ 27,28 miliar tahun 2019 Dengan langkah strategis tersebut, diyakini bakal membuahkan hasil. Pasalnya, saat ini, mayoritas peternak kecil telah memiliki koperasi. Sehingga, semakin memudahkan untuk mendapatkan bantuan modal. Kelembagaan dinilai sudah bagus, tinggal bagaimana genjot produksi. Masih ada ruang besar bagi peternak untuk memacu produksi lantaran konsumsi masyarakat terus bertambah. Kementerian Koperasi dan UKM juga akan menggandeng Kementerian Pertanian untuk terus mencari cara menambah pasokan komoditas pangan. “Kalau permintaannya masih tinggi, industri susu akan tumbuh 15% setahun,” ungkapnya.Oleh karena itu, Teten menyambut baik upaya PT GDA berkontribusi dalam mengurangi impor susu sapi. PT Global Dairi Alami (PT GDA) merupakan anak perusahaan dari Grup Djarum yang memiliki lahan seluas lebih kurang 50 hektare (ha) yang berlokasi di Kecamatan Dawuan Desa Kalijati, Subang. CEO PT GDA Ihsan Mulia Putri menyatakan siap mendukung upaya pemerintah melakukan substitusi impor susu sapi, dimana ditargetkan produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) bisa memenuhi 40% kebutuhan nasional. Selain itu, PT GDA juga merupakan industri peternakan sapi terpadu yang dimana nantinya akan menghasilkan produk berupa susu segar (Fresh Milk) yang langsung diolah dan diproses dari 6.000 ekor sapi perah yang kemudian diolah dan diproses melalui pabrik pengolahan susu. Hasilnya, akan dikemas dalam kemasan sehingga langsung dapat didistribusikan ke konsumen.
Baca Juga: Pimpin pasar layan antar, pelanggan GoFood meningkat 2 kali lipat di kuartal IV-2019 "Kami ikut berkontribusi dengan mendatangkan sapi Holstein sebanyak 6.000 ekor dari Australia, yang akan diternakkan dengan standar internasional," ucap Putri. Sapi holstein merupakan salah satu trah sapi perah yang dikenal sebagai sapi yang terbanyak memproduksi susu. Pihaknya dalam memasok bahan pakan khususnya jagung, dilakukan melalui kemitraan dengan para petani lokal dalam penyediaan pakan sapi. Dari kemitraan itu, diharapkan sapi yang dikelola petani bisa menghasilkan susu segar dalam jumlah banyak dan berkualitas tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari