KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menuturkan pihaknya mendorong para petani, pekebun, dan nelayan yang sebagian besar tergolong pelaku UMKM di Indonesia untuk mulai berkonsolidasi dan membangun korporatisasi petani melalui koperasi. Persoalan yang kini dihadapi di sektor pertanian rakyat di Indonesia ialah masih bersifat perorangan dengan lahan yang sempit, tidak berskala ekonomi, tidak didukung oleh tata kelola yang modern dan tidak didukung oleh industri hulu dan hilir. "Solusi kami adalah bagaimana mendorong untuk membangun kelembagaan usaha yang dikelola secara profesional dalam skala ekonomi, ini yang saya kira kita ingin lakukan," kata Teten saat acara Jakarta Food Security Summit yang digelar secara virtual, pada Rabu (18/11).
Sektor pertanian, perkebunan, perhutanan termasuk perikanan memiliki kontribusi terhadap PDB itu baru 13%. Kemudian Teten menambahkan persentasi jumlah UMKM terbesar ada di sektor pertanian 51,2%. Dimana tantangan sektor pangan saat ini ialah rantai pasok yang rumit. Baca Juga: Kementan: Food estate bisa dikembangkan di seluruh provinsi "Tantangan di sektor pangan mulai dari petani, pengepul, pengepul besar, pasar induk, pasar tradisional sampai konsumen. Lalu di sektor produksi di dominasi oleh petani-petani kecil berlahan sempit, nelayan kecil dalam skala non ekonomi, peternak berlahan sepit," ungkap Teten. Oleh karenanya Teten menerangkan pihaknya kini telah memetakan koperasi di sektor pangan yang potensial untuk didorong menjadi koperasi modern. “Kami sedang mengexcercise sekitar 8 komoditas pangan untuk masuk dalam korporatisasi petani,” jelasnya.