Kemenlu: 105 WNI Mengungsi Usai Gempa Jepang, Butuh Bantuan Logistik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Luar Negeri mengungkapkan terdapat 105 Warga Negara Indonesia (WNI) yang harus mengungsi akibat gempa melanda prefektur Ishikawa, Jepang, pada Senin (1/1) pukul 16.10 JST atau 14.10 WIB.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha menyampaikan, mereka tersebar di beberapa titik. Rinciannya, 53 orang di Ogi, 25 orang di Suzu, dan 27 orang di Saika.

"Berdasarkan komunikasi terakhir KBRI Tokyo dengan simpul-simpul masyarakat, didapat informasi baru bahwa terdapat sejumlah WNI yang berada di shelter dan membutuhkan bantuan logistik," kata Judha, Rabu (3/1).


Judha menuturkan, sebelumnya mereka kesulitan berkomunikasi karena gangguan jaringan. Pihaknya mengaku akan mengirimkan bantuan ke para WNI yang mengungsi tersebut.

Baca Juga: Korea Selatan Protes Jepang atas Peringatan Tsunami di Pulau-Pulau Sengketa

"KBRI Tokyo akan segera mengirimkan bantuan logistik darurat untuk para WNI di tempat-tempat tersebut," tuturnya.

Judha menyampaikan, jumlah tersebut di luar 9 WNI yang sebelumnya mengungsi, yaitu 6 mahasiswa di Toyama, 1 WNI di Noto, dan 2 pemagang di Ishikawa. Sistem lapor diri KBRI Tokyo sendiri mencatat terdapat 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa.

Sebelumnya, terdapat pula sekitar 50 WNI wisatawan yang terjebak di Stasiun Gala Yuzawa, Niigata karena Shinkansen sempat berhenti beroperasi. Namun saat ini para wisatawan sudah dapat melanjutkan perjalanan dan Shinkansen telah beroperasi kembali.

Sebagai informasi, gempa bumi melanda prefektur Ishikawa, Jepang, pada Senin (1/1) pukul 16.10 JST atau 14.10 WIB. Gempa juga dirasakan di wilayah Prefektur Niigata, Toyama, dan Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kemenlu Sebut 105 WNI Mengungsi Usai Gempa Jepang, Butuh Bantuan Logistik.

Editor: Wahyu T.Rahmawati