JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) berambisi menghidupkan kembali tujuan atau destinasi wisata yang belum tergarap secara maksimal. Destinasi wisata ini sebagai bagian dari kawasan ekonomi khusus atau KEK. Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Wisata Kemenparekraf Firmansyah Rahim mengatakan, terdapat 120 titik kawasan wisata di Indonesia. Namun, sebagian besar tidak berkembang akibat krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia. "Dari 120 kawasan wisata itu, yang sekarang berkembang hanya Bali Tourism Development Corporation. Kami mendorong pertumbuhan kawasan wisata lainnya," kata Firman di Jakarta, pada Selasa (24/7). Kemenparekraf mencatat kawasan destinasi yang kurang berkembang optimal antara lain Mandalika Lombok, Biak, Lampung, Manado, Belitung. Firman menjelaskan, salah satu penyebab berhentinya pengembangan kawasan wisata ini adalah karena tidak adanya sinergi kebijakan pembangunan selama ini. Karena itu, dengan adanya Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) serta KEK, pembangunan kawasan destinasi wisata diharapkan dapat lebih berkembang dengan mengacu pada rencana itu. Saat ini, lanjut Firmansyah, Kemenparekaf sedang gencar mencari pemodal atau investor asing dari sejumlah negara. Di antaranya adalah investor dari Dubai, China dan Taiwan sebagai upaya percepatan pembangunan kawasan wisata terpadu itu. Berdasarkan hitung-hitungan Kemenparekraf, investasi untuk membangun satu kawasan wisata membutuhkan dana hingga lebih dari Rp 2 triliun. Firmansyah mengatakan pengembangan destinasi wisata dalam jangka pendek akan diarahkan kepada kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kawasan wisata terpadu ini, lanjut Firmansyah dapat terdiri dari hotel, wisata bahari, spa, mal, bahkan sekolah. "Kami mendorong pengembangan kawasan wisata karena efeknya akan lebih besar dibandingkan dengan hanya membangun hotel baru," ungkap Firmansyah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kemenparekraf dorong kawasan wisata terpadu
JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) berambisi menghidupkan kembali tujuan atau destinasi wisata yang belum tergarap secara maksimal. Destinasi wisata ini sebagai bagian dari kawasan ekonomi khusus atau KEK. Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Wisata Kemenparekraf Firmansyah Rahim mengatakan, terdapat 120 titik kawasan wisata di Indonesia. Namun, sebagian besar tidak berkembang akibat krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia. "Dari 120 kawasan wisata itu, yang sekarang berkembang hanya Bali Tourism Development Corporation. Kami mendorong pertumbuhan kawasan wisata lainnya," kata Firman di Jakarta, pada Selasa (24/7). Kemenparekraf mencatat kawasan destinasi yang kurang berkembang optimal antara lain Mandalika Lombok, Biak, Lampung, Manado, Belitung. Firman menjelaskan, salah satu penyebab berhentinya pengembangan kawasan wisata ini adalah karena tidak adanya sinergi kebijakan pembangunan selama ini. Karena itu, dengan adanya Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) serta KEK, pembangunan kawasan destinasi wisata diharapkan dapat lebih berkembang dengan mengacu pada rencana itu. Saat ini, lanjut Firmansyah, Kemenparekaf sedang gencar mencari pemodal atau investor asing dari sejumlah negara. Di antaranya adalah investor dari Dubai, China dan Taiwan sebagai upaya percepatan pembangunan kawasan wisata terpadu itu. Berdasarkan hitung-hitungan Kemenparekraf, investasi untuk membangun satu kawasan wisata membutuhkan dana hingga lebih dari Rp 2 triliun. Firmansyah mengatakan pengembangan destinasi wisata dalam jangka pendek akan diarahkan kepada kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kawasan wisata terpadu ini, lanjut Firmansyah dapat terdiri dari hotel, wisata bahari, spa, mal, bahkan sekolah. "Kami mendorong pengembangan kawasan wisata karena efeknya akan lebih besar dibandingkan dengan hanya membangun hotel baru," ungkap Firmansyah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News