KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Staf Khusus Menteri Bidang Digital dan Industri Kemenparekraf Ricky Pesik mengungkapkan, saat ini menjadi waktu bagi pemerintah untuk menata strategi sektor pariwisata. Ke depan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menyasar pada
quality tourism. Strategi tersebut berkaca pada beberapa negara tetangga yang secara kuantitas wisatawannya di bawah Indonesia namun tingkat kualitas atau belanja dari wisatawan asing lebih tinggi. Ricky memberi contoh misalnya Australia yang kunjungan wisatawan mancanegaranya di bawah Indonesia, bahkan tidak sampai 12 juta dalam setahun, namun tingkat
quality tourism jauh tinggi dibanding Indonesia.
"Wisatawan internasional Australia itu nggak sampai 12 juta, tapi
spending wisatawan itu hampir 4 kali lipat daripada kita. Ini menunjukkan
quality tourism yang baik sekali," jelas Ricky saat diskusi daring pada Senin (14/12).
Baca Juga: Ini 5 program prioritas Kementerian PUPR di tahun depan Rencana jangka panjang untuk sektor pariwisata ialah dengan pengembangan destinasi wisata prioritas dimana dikenal dengan 10 Bali Baru dengan lima destinasi super prioritas. Adapun jangka pendek, Ricky menyebut pihaknya akan mendorong promosi wisata yang difokuskan pada l
ow hanging fruit atau tujuan wisata yang sudah siap seperti Bali, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Bintan usai travel bubble resmi dibuka. Mendorong
quality tourism ditempuh dengan meningkatkan kualitas wisata serta kenyamanan dan keamanan destinasi wisata. Maka Kemenparekraf menerapkan adanya sertifikasi
clean, health, safety, and environment (CHSE) kepada pelaku usaha pariwisata. "Kita melakukan sertifikasi CHSE secara gratis ke seluruh pelaku dan tempat wisata di Indonesia termasuk juga untuk desa-desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia," imbuhnya. Serfikasi CHSE menjadi hal yang penting dimana pandemi akan mengubah kebiasaan masyarakat dalam berwisata. Kenyamanan, keamanan dan kebersihan akan jadi pertimbangan bagi wisatawan baik mancanegara maupun domestik untuk melakukan perjalanan wisata.
Baca Juga: Doddy Taufiq Wijaya Gagal Menjadi Insinyur Tapi Sukses Berkat Akuntansi Selanjutnya Ricky menyebut era digitalisasi jadi waktu yang tepat bagi transformasi ekosistem pariwisata dengan memanfaatkan teknologi digital dengan baik. Ricky juga mengungkapkan bahwa pencarian terhadap pariwisata Indonesia di digital tertinggi datang dari Amerika. Maka pemanfaatan teknologi digital perlu didorong untuk fokuskan secara terencana, agar ke depan ada langkah yang strategis untuk menyasar pasar yang memang sudah mencari tahu tentang Indonesia sebagai destinasi pariwisata. "Pencarian tertinggi untuk Indonesia itu ternyata adanya dari Amerika, bukan dari Australia bukan dari Cina. Sementara sejumlah kunjungan turis Amerika ke Indonesia jauh sangat kecil dibandingkan dengan jumlah kunjungan turis Amerika ke Thailand yang jadi kompetitor kita. Ini Pak Menparekraf sendiri sudah memberikan arahan bisa ada langkah strategis untuk dasar pasar yang sudah cari tahu soal Indonesia," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli