KONTAN.CO.ID - Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra tradisional, salah satunya industri kain tenun. Salah satu langkah yang dilakukan Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) adalah menjalankan sinergi bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, serta Dekranasda Provinsi Maluku dan Kota Ambon mengadakan kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin khusus tenun. Wakil Ketua Harian 1 Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang menegaskan pentingnya menjaga potensi industri kain tenun, yang salah satunya berada di Kota Ambon. Berdasarkan catatan, Industri Kain Tenun Ikat dengan KBLI 13122 tersebar di 23 provinsi dan terbanyak berada di Provinsi Bali, NTT, Maluku, NTB, dan Sumatera Utara. Di Provinsi Maluku sendiri terdapat 3.016 perajin, dengan 233 kelompok tersebar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kota Ambon. “Potensi wastra ini perlu kita berdayakan untuk kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian nasional,” ujar Loemongga di Jakarta, Jumat (19/4).
Kemenperin Gandeng Dekranas Pacu Perajin Tenun di Kota Ambon
KONTAN.CO.ID - Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra tradisional, salah satunya industri kain tenun. Salah satu langkah yang dilakukan Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) adalah menjalankan sinergi bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, serta Dekranasda Provinsi Maluku dan Kota Ambon mengadakan kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin khusus tenun. Wakil Ketua Harian 1 Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang menegaskan pentingnya menjaga potensi industri kain tenun, yang salah satunya berada di Kota Ambon. Berdasarkan catatan, Industri Kain Tenun Ikat dengan KBLI 13122 tersebar di 23 provinsi dan terbanyak berada di Provinsi Bali, NTT, Maluku, NTB, dan Sumatera Utara. Di Provinsi Maluku sendiri terdapat 3.016 perajin, dengan 233 kelompok tersebar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kota Ambon. “Potensi wastra ini perlu kita berdayakan untuk kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian nasional,” ujar Loemongga di Jakarta, Jumat (19/4).