Kemenperin latih guru SMK soal teknologi keramik



BANDUNG. Kementerian Perindustrian terus berupaya menghasilkan lulusan sekolah vokasi dengan penguasaan keahlian terapan di bidang industri tertentu, terutama pada sektor prioritas.

Oleh sebab itu, Balai Besar Keramik (BBK) Bandung bersama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kemenperin turut andil dalam pelaksaaan program vokasi tersebut. “Kami telah memberikan pelatihan teknologi keramik kepada 30 orang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta dan Banten,” kata Kepala BBK Supomo dalam keterangan tertulis pada Jumat (4/8). Pelatihan yang dilaksanakan pada 17-28 Juli 2017 ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru SMK di bidang teknologi keramik agar sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

“BBK mendesain pelatihan dengan pemaparan lengkap dan praktik mulai dari pengolahan bahan baku keramik sampai dengan teknik proses pembentukan keramik, penglasiran, hingga pembakaran,” tutur Supomo. Supomo bilang BBK menggandeng salah satu industri ubin keramik PT Gemilang Mitra Sejahtera untuk berbagi pengetahuan mengenai proses produksi. “Kami juga membawa para guru SMK ini untuk berkunjung ke pabrik yang berlokasi di Subang dan juga UPTD Keramik di Purwakarta (Sentra Keramik Plered),” ujarnya. Supomo berharap, dengan bertambahnya wawasan para guru SMK setelah mengikuti pelatihan keramik, mereka dapat mentransfer ilmu dan teknologi kepada para siswanya dengan lebih optimal. Dengan demikian, target menghasilkan lulusan SMK yang terampil dan siap kerja khususnya di bidang teknologi keramik dapat tercapai. Kepala BBK meyakini, pertumbuhan industri keramik nasional masih cukup prospektif seiring dengan pertumbuhan pasar domestik yang terus meningkat. Apalagi, program pemerintah yang salah satunya berfokus pada perumahan rakyat diharapkan dapat menggenjot konsumsi keramik nasional. “Industri keramik memiliki keunggulan dan potensi yang cukup besar karena memiliki ketersediaan bahan baku yang melimpah dengan deposit tambang bahan baku keramik yang cukup besar dan tersebar di berbagai daerah di wilayah Indonesia,” papar Supomo. Kegiatan yang dijalankan BBK Bandung dan Pusdiklat Industri ini merupakan wujud nyata pelaksanaan program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri guna menghasilkan tenaga kerja terampil dan produktif.


Pelaksanaan program vokasi industri didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan. “Dalam Inpres tersebut, Kemenperin mendapat tugas, antara lain meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha, memberikan akses yang lebih luas bagi siswa SMK dalam melakukan praktek kerja lapangan dan program pemagangan industri bagi guru,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Kemenperin mencatat, saat ini terdapat 58 perusahaan ubin keramik dengan kapasitas terpasang lebih dari 537 juta m² per tahun, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 62 ribu orang. Volume tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil keramik ke-6 setelah RRT, India, Brazil, Spanyol dan Iran. Sedangkan untuk kategori industri tableware, tercatat ada 12 perusahaan dengan kapasitas lebih dari 274 juta buah per tahun dengan melibatkan tenaga kerja sebanyak 17 ribu orang. Selain itu, Indonesia juga memiliki enam perusahaan pada industri saniter yang berproduksi mencapai 5,5 juta buah per tahun dengan didukung tenaga kerja sebanyak 9.174 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina