KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kondisi industri keramik Tanah Air saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ketua Tim Kerja Pembina Industri Keramik dan Kaca Kemenperin Ashady Hanafie mengungkapkan, permasalahan industri keramik sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2015 karena kenaikan harga gas bumi. Padahal, sebelum tahun 2015 industri ini sedang berada pada masa jayanya yang dibuktikan dengan tingkat utilisasi yang mencapai 90%. “Sebenarnya (industri keramik) sudah cukup lama memiliki permasalahan yang berat. Mulai parahnya itu kenapa industri keramik drop karena ada kenaikan harga gas. Sebelum 2015 itu industri punya daya saing tinggi, bahkan utilisasi di atas 90%. Setelah gas naik harga naik, impor pun masuk, dan daya saing semakin rendah,” ungkap Ashady, dalam Diskusi Publik INDEF: Menguji Rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik, Selasa (16/7).
Kemenperin Ungkap Penyebab Lesunya Industri Keramik Nasional
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kondisi industri keramik Tanah Air saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ketua Tim Kerja Pembina Industri Keramik dan Kaca Kemenperin Ashady Hanafie mengungkapkan, permasalahan industri keramik sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2015 karena kenaikan harga gas bumi. Padahal, sebelum tahun 2015 industri ini sedang berada pada masa jayanya yang dibuktikan dengan tingkat utilisasi yang mencapai 90%. “Sebenarnya (industri keramik) sudah cukup lama memiliki permasalahan yang berat. Mulai parahnya itu kenapa industri keramik drop karena ada kenaikan harga gas. Sebelum 2015 itu industri punya daya saing tinggi, bahkan utilisasi di atas 90%. Setelah gas naik harga naik, impor pun masuk, dan daya saing semakin rendah,” ungkap Ashady, dalam Diskusi Publik INDEF: Menguji Rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik, Selasa (16/7).