Kemenprin: Pembangunan Pabrik Pupuk dengan Iran Terus Jalan



JAKARTA. Pemerintah menyatakan kerjasama proyek pabrik pupuk dengan National Petrochemical Company of Iran (NPCI) akan terus dilanjutkan meski PT Pusri sebagai BUMN yang ditunjuk untuk proyek ini sudah mengundurkan diri dari proyek ini. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan proyek ini masih akan tetap dilanjutkan. Hanya saja, mengenai pengganti Pusri ini nantinya akan dibahas bersama dengan Menteri BUMN dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Itu nanti ditangani bersama Meneg BUMN, Kementerian Perindustrian dan BKPM. Kemungkinan akan kombinasi antara BUMN dan pihak swasta nasional," ujar Hidayat yang ditemui di DPR Rabu (16/6).

Direktur Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Alexander Barus menambahkan, sejauh ini dari pihak Kementerian Perindustrian masih berkomitmen agar kerjasama ini dilanjutkan. "Bulan depan tim dari Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian dan BKPM akan ke Iran. Tahun ini akan ada keputusan soal proyek ini," katanya.Kementerian BUMN telah mengundang PT Pertamina (Persero) untuk menggantikan Pusri. Namun, tak tertutup kemungkinan perusahaan swasta lain yang meminati proyek ini menjadi investor. Sekedar mengingatkan, sejak Desember 2007 pembahasan pembangunan pabrik ini sudah mulai bergulir. Rencananya pembangunan pabrik untuk produksi urea dan amonia di Asahluye Iran dengan kapasitas produksi 3.500 ton per hari. Iran menjadi pilihan partner kolaborasi karena sumber gas di Iran cukup memadai dan harganya relatif murah. Namun, hasil dari pabrik pupuk Iran ini hanya akan didistribusikan kepada wilayah negara-negara di sekitar Iran dengan alasan demi harga keekonomian.Hitung-hitungan diatas kertas, investasi pabrik mencapai US$ 700 juta di antaranya yang berasal dari US$ 100 juta dari Bank Pembangunan Islam dan US$ 150 juta dari Bank Iran. Pembagian saham antara pemerintah Iran dengan Pusri diperkirakan seimbang yakni masing-masing 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: