Kemenristek alokasikan anggaran Rp 20 miliar untuk penanganan corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) membentuk Konsorsium Covid-19 dengan bekerjasama dengan Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK) di bawah lingkungan Kemenristek BRIN.

Seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), serta Perguruan Tinggi, dan Rumah Sakit.

Untuk mendukung konsorsium ini, Kemenristek BRIN secara khusus mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 miliar. Anggaran ini berasal dari realokasi belanja rutin, khususnya belanja rutin perjalanan dinas.


Baca Juga: Kemenristek bentuk konsorsium Covid-19 untuk menangani penyebaran virus corona

"Untuk mendanai kegiatan penelitian, pengembangan, dan pengkajian penerapan (litbangjirab) yang dilakukan oleh Konsorsium virus corona ini, pada tahap pertama kami sudah realokasi Rp 20 miliar sesuai dengan permintaan dari tim," ujar Menristek BRIN Bambang Brodjonegoro dalam telekonferensi, Kamis (26/3).

Nantinya, anggaran ini akan digunakan untuk penelitian dari rapid test, jambu biji yang telah ditelaah dapat meningkatkan imunitas, penelitian obat, alat pelindung diri (APD), vaksin, dan juga kajian sosial dan epidemologi.

Bambang mengatakan, realokasi anggaran ini nantinya akan ditambah seiring dengan rencana dari Kemenristek BRIN untuk memproduksi sanitizer dan juga disinfektan chamber. Namun, untuk saat ini ia merasa anggaran tersebut bisa membantu dan menggerakkan tim riset dalam melakukan pengkajian.

Baca Juga: Konsolidasikan anggaran, ada dana Rp 27,1 triliun siap digunakan Badan Riset Nasional

"Untuk produksi itu (sanitizer dan disinfektan) akan ditambah dari Rp 20 miliar. Besarannya tentu sesuai dengan kebutuhan, kami berharap alat kesehatan ini bisa membantu berbagai pihak dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona," kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi