Kemensos belum terima data jutaan keluarga penerima bansos tunai di luar Jabodetabek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan belum menerima 1,2 juta data keluarga yang terdampak Covid-19 di luar Jabodetabek yang berhak mendapatkan bantuan sosial (bansos) tunai dari pemerintah daerah.

Pemerintah melalui Kementerian Sosial memang menyalurkan non reguler yang diperuntukkan di masa pandemi Covid-19. Salah satu bansos tersebut adalah bansos tunai yang diperuntukkan untuk masyarakat di luar Jabodetabek. Untuk program bansos tunai ini terdapat 9 juta keluarga penerima yang disasar. Data penerima ini berasal dari masing-masing daerah, baik kabupaten/kota.

Baca Juga: Pemerintah batal terbitkan pandemic bonds, berikut penjelasannya


"Dari target 9 juta KK, hari ini kami belum dapat [data] 100% dari daerah. Yang sudah didapat sekitar 7,8 juta KK sehingga masih ada daerah yang belum kirimkan. Ada sekitar 1,2 juta KK yang masih kami tunggu dari daerah," ujar Juliari dalam konferensi pers, Jumat (8/5).

Meskipun belum mendapat seluruh data dari pemerintah daerah, Juliari mengatakan pihaknya sudah merealisasikan program bansos ini. Menurutnya, penyalurannya pun belum melewati batas mengingat bansos tunai ini baru dijalankan pada minggu ketiga April.

Nilai bantuan dalam bansos tunai ini sebesar Rp 600.000 per keluarga per bulan yang diberikan sejak April hingga Juni 2020.

"Memang data yang kami terima belum 9 juta, namun bukan berarti kita harus menunggu data sempurna baru disalurkan. Nyatanya i lapangan sudah berjalan. Dan harus diingat bahwa bansos tunai ini pun mulainya bukan di awal April, tetapi sudah minggu ketiga April," kata Juliari.

Baca Juga: Mensos minta pemda beri data akurat soal penerima bansos Covid-19

Adapun, penyaluran bansos tunai tahap pertama dilakukan melalui bank Himbara sebesar Rp 471,2 miliar kepada 785.000 keluarga, dan melalui PT Pos Indonesia sebanyak 1,8 juta keluarga. Ditargetkan, hingga 9 Mei penyaluran bansos tunai sudah mencapai 2,6 juta keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi