KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom INDEF Enny Sri Hartati menyebut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang tidak valid. Bahkan dalam penelitian sebelumnya, Enny menyatakan lebih dari separuhnya DTKS disebut tidak valid. Oleh karena itu langkah evaluasi merupakan hal yang tepat untuk menjamin pengaturan bantuan sosial (Bansos) lebih efektif. "DTKS sejak awal memang sudah kita ingatkan bahwa data itu bodong artinya amburadul dan tidak valid," ujar Enny saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (25/4). Permasalahan tersebut berdampak dalam penanganan krisis ekonomi selama pandemi virus corona (Covid-19). Program perlindungan sosial yang dilakukan pemerintah tak berdampak signifikan karena penyalurannya tidak tepat.
Kemensos nonaktifkan 21 juta penerima Bansos, begini kata pengamat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom INDEF Enny Sri Hartati menyebut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang tidak valid. Bahkan dalam penelitian sebelumnya, Enny menyatakan lebih dari separuhnya DTKS disebut tidak valid. Oleh karena itu langkah evaluasi merupakan hal yang tepat untuk menjamin pengaturan bantuan sosial (Bansos) lebih efektif. "DTKS sejak awal memang sudah kita ingatkan bahwa data itu bodong artinya amburadul dan tidak valid," ujar Enny saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (25/4). Permasalahan tersebut berdampak dalam penanganan krisis ekonomi selama pandemi virus corona (Covid-19). Program perlindungan sosial yang dilakukan pemerintah tak berdampak signifikan karena penyalurannya tidak tepat.