JAKARTA. Kementerian Pertanian bertekad menggenjot ekspor buah dan sayuran ke Singapura. Sebab, selama ini pangsa pasar ekspor komoditi ini di Singapura masih cukup rendah. Kementerian Pertanian menargetkan pada 2014 pangsa pasar buah dan sayur Indonesia di Singapura bisa meningkat menjadi 30%. Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, saat ini Indonesia hanya menguasai kurang dari 10% dari total pangsa pasar buah dan sayuran di Singapura. Bahkan, Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI) memperkirakan pangsa pasar ekspor sayur dan buah ke Singapura hanya sekitar 6%. Ketua Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI Hasan J Widjaja menambahkan, sementara Malaysia menguasai pasar yang lebih besar di Singapura dengan porsi sekitar 46% -58%. Padahal peluang Indonesia cukup besar karena Singapura menjadi salah satu pintu menuju pasar internasional. Ia menggambarkan, kebutuhan buah dan sayur Singapura sekitar 1.300 ton per hari. Artinya, dari jumlah itu, Indonesia hanya bisa menyuplai sekitar 78 ton (6%).Berdasarkan data Kementerian Pertanian, volume ekspor komoditi hortikultura ke Singapura pada tahun 2010 lalu hanya sebesar 31.778 ton dengan nilai US$ 22,36 juta. Volume ekspor ke Singapura ini melorot ketimbang tahun 2009 lalu yang sebesar 34.482 ton dengan nilai US$ 21,304 juta.Hasan menuturkan, kendala yang dihadapi Indonesia adalah kurangnya pasokan buah sayur berkualitas yang akan diekspor ke Singapura. "Kita tidak punya kawasan sentra sayur dan buah sehingga kontinuitas pasokan sayur dalam jumlah besar sulit didapat," katanya.Komoditi sayur dan buah unggulan yang memiliki peluang besar menembus pasar Singapura antara lain mangga, kol, sawi, buncis, dan paprika. Untuk bisa mendongkrak pangsa pasar ekspor ke Singapura, Kementan melakukan beberapa upaya. Di antaranya, Kementan akan menghubungkan eksportir dengan para gapoktan. Fungsinya adalah agar eksportir bisa mendapatkan jaminan pasokan buah dan sayur dari petani dengan kualitas yang sesuai dengan standar ekspor. Dalam hal ini, eksportir juga berperan membimbing petani untuk meningkatkan kualitas produk hortikulturanya.Hasan masih optimistis, target untuk merebut pangsa pasar ekspor sayur dan buah ke Singapura sebesar 30% pada 2014 nanti masih bisa dicapai. Dengan catatan, perlu ada dukungan dari semua pihak, termasuk dukungan dari sisi infrastruktur.Dari sisi pasokan, Suswono bilang ke depan Kementan akan mengarahkan kawasan sentra sayur dan buah di berbagai daerah. Kementan juga menghimbau PTPN yang memiliki lahan yang cocok untuk ditanami sayur dan buah, tapi belum dimanfaatkan agar bisa dikembangkan untuk menanam sayur dan buah. Makanya Kementan akan mengarahkan kawasan sentra sayur dan buah, dan saya akan mencoba untuk mengimbau PTPN yang tanahnya masih luas untuk dikembangkan ke arah sayur dan hortikultura. Karena di Thailand itu kelebihannya di sana. dia punya lahan luas yang dikelola secara baik.Saat ini, di Indonesia hanya ada beberapa kawasan hortikultura seperti di Lampung, Sumatera dan Jawa Tengah. Hanya saja, lahannya masih terbatas. Padahal, Hasan bilang, untuk membuka kawasan sentra hortikultura, setidaknya dibutuhkan lahan minimal 20 hektare. "Di lahan ini bisa ditanam sekitar 4 - 5 jenis sayur secara bergantian," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kementan akan genjot ekspor buah dan sayur ke Singapura
JAKARTA. Kementerian Pertanian bertekad menggenjot ekspor buah dan sayuran ke Singapura. Sebab, selama ini pangsa pasar ekspor komoditi ini di Singapura masih cukup rendah. Kementerian Pertanian menargetkan pada 2014 pangsa pasar buah dan sayur Indonesia di Singapura bisa meningkat menjadi 30%. Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, saat ini Indonesia hanya menguasai kurang dari 10% dari total pangsa pasar buah dan sayuran di Singapura. Bahkan, Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI) memperkirakan pangsa pasar ekspor sayur dan buah ke Singapura hanya sekitar 6%. Ketua Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI Hasan J Widjaja menambahkan, sementara Malaysia menguasai pasar yang lebih besar di Singapura dengan porsi sekitar 46% -58%. Padahal peluang Indonesia cukup besar karena Singapura menjadi salah satu pintu menuju pasar internasional. Ia menggambarkan, kebutuhan buah dan sayur Singapura sekitar 1.300 ton per hari. Artinya, dari jumlah itu, Indonesia hanya bisa menyuplai sekitar 78 ton (6%).Berdasarkan data Kementerian Pertanian, volume ekspor komoditi hortikultura ke Singapura pada tahun 2010 lalu hanya sebesar 31.778 ton dengan nilai US$ 22,36 juta. Volume ekspor ke Singapura ini melorot ketimbang tahun 2009 lalu yang sebesar 34.482 ton dengan nilai US$ 21,304 juta.Hasan menuturkan, kendala yang dihadapi Indonesia adalah kurangnya pasokan buah sayur berkualitas yang akan diekspor ke Singapura. "Kita tidak punya kawasan sentra sayur dan buah sehingga kontinuitas pasokan sayur dalam jumlah besar sulit didapat," katanya.Komoditi sayur dan buah unggulan yang memiliki peluang besar menembus pasar Singapura antara lain mangga, kol, sawi, buncis, dan paprika. Untuk bisa mendongkrak pangsa pasar ekspor ke Singapura, Kementan melakukan beberapa upaya. Di antaranya, Kementan akan menghubungkan eksportir dengan para gapoktan. Fungsinya adalah agar eksportir bisa mendapatkan jaminan pasokan buah dan sayur dari petani dengan kualitas yang sesuai dengan standar ekspor. Dalam hal ini, eksportir juga berperan membimbing petani untuk meningkatkan kualitas produk hortikulturanya.Hasan masih optimistis, target untuk merebut pangsa pasar ekspor sayur dan buah ke Singapura sebesar 30% pada 2014 nanti masih bisa dicapai. Dengan catatan, perlu ada dukungan dari semua pihak, termasuk dukungan dari sisi infrastruktur.Dari sisi pasokan, Suswono bilang ke depan Kementan akan mengarahkan kawasan sentra sayur dan buah di berbagai daerah. Kementan juga menghimbau PTPN yang memiliki lahan yang cocok untuk ditanami sayur dan buah, tapi belum dimanfaatkan agar bisa dikembangkan untuk menanam sayur dan buah. Makanya Kementan akan mengarahkan kawasan sentra sayur dan buah, dan saya akan mencoba untuk mengimbau PTPN yang tanahnya masih luas untuk dikembangkan ke arah sayur dan hortikultura. Karena di Thailand itu kelebihannya di sana. dia punya lahan luas yang dikelola secara baik.Saat ini, di Indonesia hanya ada beberapa kawasan hortikultura seperti di Lampung, Sumatera dan Jawa Tengah. Hanya saja, lahannya masih terbatas. Padahal, Hasan bilang, untuk membuka kawasan sentra hortikultura, setidaknya dibutuhkan lahan minimal 20 hektare. "Di lahan ini bisa ditanam sekitar 4 - 5 jenis sayur secara bergantian," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News