Kementan Dorong Regenerasi Petani Melalui Akses Permodalan KUR



KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong regenerasi petani dan pengembangan usaha pertanian dengan memfasilitasi akses permodalan, khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara agraris terkuat di dunia. Oleh karena itu, para insan pertanian harus berintegritas dan bekerja keras, salah satunya melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menekankan pentingnya akses permodalan bagi pelaku bisnis pertanian, terutama petani milenial. "Permodalan sangat penting untuk pengembangan skala usaha, sehingga akses KUR harus terus diupayakan,” ujarnya dalam keterangan pers seperti dikutip Kamis (16/5).


Baca Juga: Kementan Dorong Petani Muda Manfaatkan KUR untuk Pengembangan Pertanian Modern

Kementan aktif menyebarluaskan informasi tentang KUR bagi petani milenial. Salah satunya melalui unit pelaksana teknis SMK-PP Negeri Banjarbaru yang berperan sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Program YESS di Kalimantan Selatan. Mereka menggelar Millennial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema 'Remiten sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Pedesaan Tangguh melalui Petani Milenial'.

Webinar MAF berlangsung secara offline dan online di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada Rabu (15/5).

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso, membuka webinar dengan membahas remiten, yakni pengiriman uang dari luar negeri seperti ekspor-impor, yang dapat dimanfaatkan oleh petani muda. "Kami harap petani muda memanfaatkan dana KUR dan dana dari luar negeri untuk pengembangan usaha mereka, karena pertanian adalah ujung tombak kelangsungan hidup masyarakat," katanya.

Budi Santoso juga mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk mendukung pengembangan potensi petani muda.

Baca Juga: Peran BRI Dukung UMKM Terus Berlanjut

Acara MAF dihadiri sejumlah narasumber seperti Abdullah Mekani dari BSI Cabang Martapura MRM TL, Dedi Nurmadi dari Bappeda Litbang, Kasmawati selaku Koordinator BPP Martapura Timur, dan Mutia Zairina, local champion Program YESS.

Abdullah Mekani menjelaskan tentang KUR di Bank Syariah Indonesia (BSI) cabang Martapura, termasuk jenis kredit, syarat, dan aturan yang dapat diajukan oleh petani muda dengan plafon maksimal hingga Rp500 juta.

Dedi Nurmadi memaparkan bahwa Pemkab Banjar memiliki program mendukung petani seperti Kurma Manis dan dana CSR, sebagai dukungan untuk sektor pertanian Ibu Kota Nusantara (IKN).

Koordinator BPP Martapura Timur, Kasmawati, menyoroti potensi lahan Martapura Timur untuk tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan pengolahan hasil pertanian. Ia berharap petani yang tergabung dalam Program YESS bergabung dengan kelompok tani untuk memudahkan pendataan dan pembinaan.

Baca Juga: Inklusi Keuangan, Kementan Perkuat Kapasitas Petani Muda Menuju Mandiri Pangan

Mutia Zairina berbagi kisah suksesnya merintis usaha hidroponik selada yang menguntungkan, meskipun di lahan rawa. Ia berhasil menjual selada seharga Rp30.000 per kg di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), Idha Widi Arsanti, menjelaskan bahwa dengan mengundang narasumber kompeten tentang akses permodalan dan pemasaran, diharapkan terjadi business matching dan business pitching di BPP dan P4S. "Kami berharap terjadi kontrak kerjasama dan akses layanan perbankan yang mendukung pengembangan usaha petani muda," kata Santi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli