KONTAN.CO.ID - SALATIGA - Susu memiliki peran penting untuk mendukung kehidupan lebih baik, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mendukung produksi susu dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Kampung Susu di Desa Randuacir, Kecamatan Argapura, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah untuk menembus pasar ekspor. Dukungan terhadap P4S Kampung Susu Randuacir, dengan produk susu dan olahannya seperti susu pasteurisasi, kefir, yoghurt dan es lilin susu dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi SDM Pertanian (BPPSDMP) pada kunjungan kerja di Kota Salatiga pada Kamis [28/9]. Semangat dan kinerja P4S Kampung Susu sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa kelompok-kelompok tani harus mengetahui potensi dan kelebihan masing-masing.
Baca Juga: Gandeng Bina Swadaya, Kementan Dukung Pengembangan Peternakan Sapi Organik "Potensi yang dimiliki tersebut harus digali dengan baik, sehingga menguntungkan anggotanya secara ekonomi sebagai kunci sukses kelompok tani, termasuk P4S," katanya. Dedi Nursyamsi membandingkan kemajuan Indonesia dengan Korea, yang sama-sama merdeka pada 1945, namun perkembangan kedua negara jauh berbeda. Dalam kurun waktu 50 tahun, Korea tidak hanya unggul di bidang teknologi, otomotif dan sektor pertanian. "Bahkan, kita pun harus impor pelatih untuk tim nasional Indonesia dari Korea. Apa yang membuat Korea maju? Keberhasilan Korea diawali dengan pembaharuan bidang pertanian," katanya. Dedi Nursyamsi menambahkan, pada dekade 60-an, Korea membuat terobosan penting melalui Gerakan Sae-maul Undong, yakni gerakan perubahan dan reformasi yang bertujuan untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
Baca Juga: Mendorong Swasembada Daging Menurutnya, gerakan tersebut yang bertitik tolak dari kesadaran rakyat untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa. Gerakan pembaharuan dari pedesaan sehingga desa menjadi pusat perubahan. Desa mampu menyediakan pangan bagi kabupaten, provinsi hingga ibukota negara. "Bagaimana membangun bangsa kalau urusan pangan berantakan? Jadi kalau negara kita mau maju, kita tiru gerakan Sae-maul Undong dari Korea," kata Dedi Nursyamsi. Dedi menambahkan, semangat gerakan Sae-maul Undong ada pada P4S, karena fungsi P4S sesuai semangatnya sebagai Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan yang menjadi motor penggerak ekonomi di pedesaan. "Saya mengajak dari Salatiga, untuk menerapkan semangat Sae-maul Undong. Susu Salatiga harus mampu memenuhi kebutuhan, juga berlaku untuk komoditas pertanian. Bila semua sudah tercukupi, kemudian meningkatkan produksi yang pada akhirnya bisa diekspor," katanya.
Baca Juga: Tingkatkan Produksi Susu, PTPN III Gandeng FrieslandCampina Bagaimana meningkatkan produktifitas, kata Dedi Nursyamsi, terapkan Rabigabah plus Smart Farming, karena dengan mengoptimalkan proses produksi, efisiensi dicapai dan pada akhirnya peningkatan produktifitas akan tercapai. "Tekadnya, penuhi kebutuhan pangan kita, dari Salatiga untuk Indonesia, dari Salatiga untuk Dunia," katanya lagi. Kepala BPPSDMP dalam kesempatan tersebut didampingi Direktur Polbangtan YoMa, Bambang Sudarmanto dan Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen Kepimpinan [BBPMKP] Ciawi,Yusral Tahir. Tim BPPSDMP Kementan diterima oleh Ketua P4S Kampung Susu, Hery Harso dan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Salatiga, Henni Mulyani. Turut hadir anggota P4S Kampung, sejumlah petani dan penyuluh di wilayah Randucir, kecamatan Argomulyo. Saat mengunjungi areal peternakan, Dedi Nursyamsi mengapresiasi kinerja P4S yang menerapkan Integrated Farming [Sistem Pertanian Terpadu] berupa manajemen limbah yang diproses manjadi pupuk kandang dan pupuk cair, yang bernilai ekonomis. Selain mendapat keuntungan dari produk utama, juga faedah dari kotoran ternak dan urin sapi.
Baca Juga: Greenfields Perkuat Ketahanan Pangan dengan Bangkitkan Kiprah Peternak Sapi Perah Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Pemkot Salatiga, Henni Mulyani, mengatakan Kota Salatiga tetap berkomitmen dalam sektor pertanian, dengan kondisi wilayah pertanian yang terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) jalan tol, mengakibatkan lahan pertanian beralih fungsi, namun Pemkot Salatiga, Kementan tetap berupaya mengoptimalkan potensi yang ada.
"Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) juga berdampak terhadap peternak di Kota Salatiga, namun pada akhirnya dapat kami atasi," kata Henni Mulyani. Ketua P4S Kampung Susu, Hery Harso mengapresiasi kunjungan dan motivasi dari Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi. “Terima kasih atas kunjungan dan motivasi yang diberikan. Semoga apa yang disampaikan dan semangat pemenuhan kebutuhan pangan dari Salatiga untuk dunia dapat terwujud,” kata Hery Harso. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli