JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengevaluasi 160 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang beroperasi saat ini. Evaluasi dilakukan karena 160 Gapoktan mulai mengalami kembang kempis usaha karena kesulitan modal. Emilia Harahap, Dirjen Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementan menyebut, 160 Gapoktan berasal dari kelompok perternakan, sayur-sayuran, buah, susu perah hingga pemanfaatan limbah. "Ditengah perjalanan, Gapoktan menghadapi kesulitan pendanaan. Sedikit yang bisa mengakses ke lembaga keuangan. Padahal masalah pangan terus berkembang pasarnya. Pasokan juga harus bertambah di pasar," terang Emilia pada Rabu (23/4). Mengatasi persoalan tersebut, Kementan mengundang Bank Nasional dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk menjadi mitra dari Gapoktan. Apalagi saat ini sudah ada Bank khusus pertanian yakni Bank Agro BRI yang memang bergerak di sektor pertanian.
Kementan evaluasi 160 Gapoktan
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengevaluasi 160 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang beroperasi saat ini. Evaluasi dilakukan karena 160 Gapoktan mulai mengalami kembang kempis usaha karena kesulitan modal. Emilia Harahap, Dirjen Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementan menyebut, 160 Gapoktan berasal dari kelompok perternakan, sayur-sayuran, buah, susu perah hingga pemanfaatan limbah. "Ditengah perjalanan, Gapoktan menghadapi kesulitan pendanaan. Sedikit yang bisa mengakses ke lembaga keuangan. Padahal masalah pangan terus berkembang pasarnya. Pasokan juga harus bertambah di pasar," terang Emilia pada Rabu (23/4). Mengatasi persoalan tersebut, Kementan mengundang Bank Nasional dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk menjadi mitra dari Gapoktan. Apalagi saat ini sudah ada Bank khusus pertanian yakni Bank Agro BRI yang memang bergerak di sektor pertanian.