Kementan Ingatkan Penyuluh Untuk Kawal Petani Terapkan Pemupukan Berimbang



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA - Dampak El Nino sudah mulai dirasakan dalam produktivitas sektor pertanian, yang meliputi perubahan masa tanam dan panen serta menyebabkan kelangkaan beras di pasaran.

Hal ini tidak hanya mengakibatkan lonjakan harga beras secara signifikan, tetapi juga mendorong kenaikan harga komoditas lainnya yang berkontribusi pada inflasi.

Untuk menghadapi fenomena ini, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah melakukan upaya besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis, terutama padi dan jagung, sambil menggerakkan sumber daya manusia (SDM) pertanian, khususnya penyuluh, widyaiswara, guru, dan dosen.


Baca Juga: Kementan Beri Bantuan Benih untuk 2 Juta Hektare Padi dan Jagung

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa selama setahun terakhir, fokus telah dipusatkan pada penggerakan SDM pertanian untuk meningkatkan produktivitas, demi menjaga ketersediaan pangan di Indonesia.

Menurut Amran, masalah utama penurunan produksi adalah kelangkaan pupuk, keterbatasan Alsintan (alat mesin pertanian), dan kesulitan dalam mendapatkan benih. Swasembada telah dicapai dua kali selama periode 2019-2022, namun mengalami penurunan akibat El Nino.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, saat menjadi narasumber dalam Training of Trainer (ToT) berjudul "Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional" di BBPMKP Ciawi pada Selasa [20/2], mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 10 negara yang mengalami krisis pangan akibat dampak Covid-19, perubahan iklim, dan El Nino.

"Dua di antaranya adalah Myanmar dan Vietnam, yang merupakan negara produsen, yang menahan beras mereka untuk ekspor demi memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri," katanya dalam siaran pers, Selasa (20/2).

Baca Juga: Dorong Regenerasi Pertanian, Kementan dan PPIU Jatim Beri Pembinaan pada Milenial

Dedi menyoroti pentingnya peningkatan produktivitas dan produksi pertanian melalui penyediaan sarana prasarana pertanian seperti pupuk, benih, pestisida, irigasi, dan asuransi. Selain itu, petani juga perlu memahami dan menerapkan informasi teknologi pertanian.

Terkait pupuk, Dedi memaparkan 5 Kunci Utama Pemupukan, yaitu 5 T. Pertama, Tepat Jenis, yang berarti pemilihan jenis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kedua, Tepat Dosis, bertujuan agar dosis pupuk yang diberikan tidak berlebihan atau kurang.

Dalam kesempatan di Ciawi, Dedi menambahkan 3 T lainnya, yaitu Tepat Waktu, Tepat Cara, dan Tepat Sasaran. Pemberian pupuk harus dilakukan secara optimal, dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat, serta memastikan bahwa pupuk diberikan pada tanaman yang tepat.

Baca Juga: Dorong Regenerasi Pertanian, Kementan dan PPIU Jatim Beri Pembinaan pada Milenial

Dia juga menekankan pentingnya penempatan pupuk pada tanaman, karena hal ini dapat memengaruhi penyerapan pupuk oleh tanaman. Kunci terakhir adalah memastikan bahwa pemupukan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam penutupannya, Dedi meminta seluruh peserta ToT untuk menyebarkan informasi terkait pertanian, khususnya mengenai penggunaan pupuk, demi meningkatkan produktivitas pertanian, terutama dalam budidaya padi dan jagung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli