Kementan Melalui Polbangtan Malang Dukung Permodalan Petani Muda



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) berkomitmen mendukung peran desa dan lembaga keuangan dalam meningkatkan permodalan petani muda. 

Hal ini terwujud dalam webinar Milenial Agriculture Forum (MAF) bertema "Peran Pemerintah Desa dan Lembaga Keuangan Desa untuk Permodalan Petani Muda," yang diselenggarakan di Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (24/10).

Webinar ini dihadiri oleh berbagai narasumber, termasuk perwakilan dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Koordinator BPP Rejoso, Local Champion, dan offtaker. Diskusi tidak hanya menyoroti tantangan yang dihadapi oleh petani muda, tetapi juga menawarkan solusi melalui kolaborasi antara pemerintah desa dan lembaga keuangan untuk meningkatkan akses permodalan.


Baca Juga: Resonansi Regenerasi Petani, Polbangtan Malang Kembangkan Korporasi di Pacitan

Kegiatan ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang menekankan pentingnya petani milenial sebagai penggerak sektor pertanian. Ia menyatakan, Generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa inovasi, teknologi, dan semangat baru ke dalam dunia pertanian. Oleh karena itu, dukungan terhadap petani milenial melalui permodalan, pelatihan, dan akses teknologi modern menjadi sangat penting.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementan, Idha Widi Arsanti, juga menekankan perlunya pengembangan sumber daya manusia di sektor pertanian. 

"Peningkatan kapasitas petani, terutama petani milenial, sangat krusial untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan inovatif," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (26/10)

Risky Permana, perwakilan dari NPMU, membuka forum dengan menekankan komitmen Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, untuk memberikan pelatihan yang tepat guna membekali petani muda dengan pengetahuan dan keterampilan modern. Udrayana juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta dalam mendukung petani milenial.

Baca Juga: Dukung Finansial Anak Muda, Blu by BCA Digital Luncurkan Akun @serubarengblu

Misi MAF adalah meningkatkan literasi keuangan di kalangan petani dan peternak. Risky menambahkan bahwa pemahaman yang baik tentang literasi keuangan akan membantu mereka mengelola usaha dengan lebih efektif, sehingga dapat mengurangi asimetri informasi yang sering terjadi dan berdampak positif pada kondisi keuangan desa.

Dalam sesi diskusi, Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri, mengingatkan pentingnya literasi keuangan bagi para petani dan peternak untuk mengoptimalkan potensi usaha dan mendukung pergerakan ekonomi desa. "Peningkatan literasi keuangan bukan hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi komunitas secara keseluruhan," ujarnya.

Muhammad Saikhu dari PPIU Jawa Timur menekankan bahwa MAF berfungsi sebagai platform untuk berbagi pengetahuan dan membangun jejaring antar petani dan peternak. Ia menekankan pentingnya MAF dalam menjaring akses permodalan keuangan yang dapat membantu pengembangan usaha mereka.

Baca Juga: Dukung Inovasi Pebisnis Muda, Dibimbing.id Berikan Pelatihan untuk Startup

Setelah sesi arahan, MAF dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara peserta, termasuk petani, peternak, dan narasumber. Diskusi mencakup berbagai topik, mulai dari akses permodalan hingga pentingnya teknologi dalam pertanian modern. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan saran yang muncul, menunjukkan keinginan untuk belajar dan mencari solusi bersama.

Acara MAF 2024 ditutup dengan harapan kolaborasi yang lebih kuat antara petani milenial, pemerintah desa, dan lembaga keuangan. Saikhu menekankan bahwa komitmen bersama diperlukan untuk menerapkan hasil diskusi dalam praktik nyata, dengan harapan sektor pertanian Indonesia dapat maju dan berkelanjutan di masa depan.

Selanjutnya: Program Makan Bergizi Gratis Bakal Dimulai Awal Tahun 2025

Menarik Dibaca: Hujan Ringan di Daerah Ini, Berikut Prediksi Cuaca Besok (27/10) di Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli