Kementan minta setiap provinsi siapkan lokasi calon food estate



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan program food estate akan tetap dijalankan di tahun mendatang. Bahkan, Kementan meminta agar setiap provinsi menyiapkan lokasi food estate untuk dikembangkan.

"Iya, Food Estate tetap dilanjutkan dan agar setiap provinsi menyiapkan dua lokasi calon food estate untuk dikembangkan mulai 2021," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi kepada Kontan, Senin (9/12).

Pengembangan food estate ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan Indonesia. Selain melanjutkan program food estate, dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, Kementan pun akan fokus pada komoditas  padi, jagung dan 9 komoditas pangan lainnya, yang tersebar di kawasan andalan, kawasan utama dan kawasan pengembangan.


Sayangnya, Suwandi tak memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana pengembangan food estate di berbagai provinsi tersebut. Mulai dari target luasan food estate yang akan dibuat hingga komoditas apa saja yang menjadi fokus pemerintah.

Baca Juga: Reorientasi Tata Kelola Pangan

Seperti diketahui, pemerintah tengah fokus mengembangkan food estate di Kalimantan Tengah dan di Humbang Hasundutan.

Menanggapi hal ini, Pengamat pertanian Khudori meminta agar pemerintah memperjelas rencana pembangunan food estate yang dimaksud.

Menurutnya, bila food estate yang dimaksud merupakan kegiatan pertanian skala luas, modern dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial berbasis iptek, modal, organisasi dan manajemen modern serta mengedepankan kearifan lokal di bidang pengelolaan lingkungan dan teknik budidaya pertanian, maka untuk mewujudkan hal ini tidaklah mudah. Khudori juga mengatakan sejak tahun 1970, belum ada satu pun program food estate belum ada yang berhasil.

Dia juga mempertanyakan seperti apa konsep food estate yang ingin dikembangkan di provinsi-provinsi yang sulit memperluas lahan bukaan baru, seperti di Pulau Jawa. Sementara, lahan yang tersedia di luar Jawa rata-rata merupakan lahan suboptimal dan memiliki berbagai tantangan dari sisi teknologi, penyediaan infrastruktur, dan anggaran.

Baca Juga: Proyek Strategis Nasional Siap Dilepas ke Investor, Nilai Investasi Hampir Rp 500 T

Karena itu, Khudori pun menyarankan agar pemerintah fokus mengoptimalkan lahan pertanian yang ada dengan meningkatkan produksi komoditas pertanian.

"Banyak ahli bilang, dengan perbaikan sistem budidaya di semua lini ada peluang menaikkan hasil 20%-25%. Ini besar sekali. Dan pasti dari sisi teknologi, SDM lebih mudah. Anggarannya pun tidak sebesar jika membuka lahan baru," kata Khudori.

Selanjutnya: Butuh peningkatan SDM untuk pengembangan kelapa sawit di Papua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli