JAKARTA. Berdasarkan perhitungan sementara Kementerian Pertanian (Kementan), diperkirakan kenaikan produksi gabah kering giling (GKG) tahun ini hanya mencapai 3,1% dibandingkan produksi tahun lalu sebesar 65,39 juta GKG. Padahal, roadmap surplus 10 juta ton beras tahun 2014 menyebutkan, target kenaikan produksi tahun ini sebesar 3,22%.“Kemungkinan kenaikan produksi sebesar 3,1%, tidak mencapai 3,2% seperti apa yang ditargetkan sebelumnya. Tapi dari sisi produksi dibandingkan tahun lalu lebih besar karena iklim saat ini relatif lebih baik dan bersahabat,” kata Menteri Pertanian, Suswono, seusai acara Pelantikan Pengurus Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Periode 2012-2015, di Jakarta, Selasa (10/4).Walaupun produksi gabah dan beras diperkirakan masih dibawah target semula, Suswono menegaskan, pemerintah belum membicarakan perihal impor beras untuk tahun ini. Menurutnya, jika nanti faktanya pemerintah sudah bekerja keras, tetapi ternyata masih kekurangan, barulah pihak pemerintah akan membicarakan impor.Apalagi, lanjut Suswono, sampai minggu ketiga April ini, masih akan terjadi panen raya. Untuk itu, Perum Bulog diharapkan semakin memainkan peranannya secara optimal karena dibeberapa tempat sudah dilaporkan harga beras di pasar sudah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). “Bulog jangan merancang untuk impor. Tapi lebih konsentrasi dengan satuan pengawasnya (satgas) dan kerjasama dengan Gapoktan untuk menyerap beras dari dalam negeri. Impor hanya suatu kondisi terpaksa,” tegasnya.Dengan perkiraan kenaikan produksi GKG sebesar 3,1% dari produksi tahun lalu, Perum Bulog dapat saja menyerap produksi dalam negeri sebesar 6,8 juta ton GKG atau 10% dari target produksi sebesar 68 juta ton GKG. “Sekarang Bulog kemampuannya sekitar 7%, kalau bisa ditingkatkan menjadi 10%, Bulog bisa menyerap 6,8 juta ton GKG. Kalau itu bisa dikonversi ke beras, bisa sekitar 4 juta,” katanya.Sementara, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, panen raya periode Oktober-Maret ini diharapkan dapat menyumbang sekitar 60% dari total produksi tahun ini. Perhitungan ini mempertimbangkan rata-rata penambahan luas tanam yang diperkirakan Januari sampai Mei sebesar 6,746 juta hektare. Ini diprediksi akan mencapai angka produksi sebesar 32,019 juta ton GKG atau sekitar 18 juta ton beras.“Dengan demikian, periode Januari-Mei, surplus beras akan mencapai 4,326 juta ton beras. Kami upayakan untuk maksimal, agar roadmap surplus beras 10 juta ton dapat tercapai,” pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi gabah diprediksi hanya naik 3,1%
JAKARTA. Berdasarkan perhitungan sementara Kementerian Pertanian (Kementan), diperkirakan kenaikan produksi gabah kering giling (GKG) tahun ini hanya mencapai 3,1% dibandingkan produksi tahun lalu sebesar 65,39 juta GKG. Padahal, roadmap surplus 10 juta ton beras tahun 2014 menyebutkan, target kenaikan produksi tahun ini sebesar 3,22%.“Kemungkinan kenaikan produksi sebesar 3,1%, tidak mencapai 3,2% seperti apa yang ditargetkan sebelumnya. Tapi dari sisi produksi dibandingkan tahun lalu lebih besar karena iklim saat ini relatif lebih baik dan bersahabat,” kata Menteri Pertanian, Suswono, seusai acara Pelantikan Pengurus Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Periode 2012-2015, di Jakarta, Selasa (10/4).Walaupun produksi gabah dan beras diperkirakan masih dibawah target semula, Suswono menegaskan, pemerintah belum membicarakan perihal impor beras untuk tahun ini. Menurutnya, jika nanti faktanya pemerintah sudah bekerja keras, tetapi ternyata masih kekurangan, barulah pihak pemerintah akan membicarakan impor.Apalagi, lanjut Suswono, sampai minggu ketiga April ini, masih akan terjadi panen raya. Untuk itu, Perum Bulog diharapkan semakin memainkan peranannya secara optimal karena dibeberapa tempat sudah dilaporkan harga beras di pasar sudah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). “Bulog jangan merancang untuk impor. Tapi lebih konsentrasi dengan satuan pengawasnya (satgas) dan kerjasama dengan Gapoktan untuk menyerap beras dari dalam negeri. Impor hanya suatu kondisi terpaksa,” tegasnya.Dengan perkiraan kenaikan produksi GKG sebesar 3,1% dari produksi tahun lalu, Perum Bulog dapat saja menyerap produksi dalam negeri sebesar 6,8 juta ton GKG atau 10% dari target produksi sebesar 68 juta ton GKG. “Sekarang Bulog kemampuannya sekitar 7%, kalau bisa ditingkatkan menjadi 10%, Bulog bisa menyerap 6,8 juta ton GKG. Kalau itu bisa dikonversi ke beras, bisa sekitar 4 juta,” katanya.Sementara, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, panen raya periode Oktober-Maret ini diharapkan dapat menyumbang sekitar 60% dari total produksi tahun ini. Perhitungan ini mempertimbangkan rata-rata penambahan luas tanam yang diperkirakan Januari sampai Mei sebesar 6,746 juta hektare. Ini diprediksi akan mencapai angka produksi sebesar 32,019 juta ton GKG atau sekitar 18 juta ton beras.“Dengan demikian, periode Januari-Mei, surplus beras akan mencapai 4,326 juta ton beras. Kami upayakan untuk maksimal, agar roadmap surplus beras 10 juta ton dapat tercapai,” pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News