AKARTA. Indonesia bersiap menggenjot produksi beras nasional dan mengurangi ketergantungan impor untuk menghadapi ancaman krisis pangan global. Salah satunya dengan mengawal pasca panen padi di tingkat petani supaya bisa meningkatkan produksi gabah nasional.Menteri Pertanian Suswono mengatakan, selain menyiapkan benih padi yang cocok untuk setiap jenis lahan, tahun ini Kementan juga fokus mengawal petani hingga pasca panen."Belajar dari tahun lalu, kita akan kawal petani di pasca panen. Ini dilakukan agar potensi lost (penyusutan) bisa berkurang dari 15% menjadi hanya 5%," ujarnya akhir pekan lalu. Salah satu caranya dengan mengganti mesin penggiling padi yang sudah tua dan tidak efektif . Selama ini akibat penanganan pasca panen yang tidak efektif, potensi penyusutan gabah di tingkat petani mencapai 15%. Pasalnya, teknik pasca panen tidak seragam. Suswono mengungkapkan, jika potensi penyusutan bisa ditekan hingga 5%, maka akan bisa menambah produksi gabah hingga 3,5 juta ton. Produksi gabah sebesar ini setara dengan 2 juta ton beras.Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, tahun ini Kementan mematok target produksi gabah sebanyak 70,01 juta ton atau setara 43,93 juta ton beras. Jumlah ini meningkat sekitar 5% dibanding produksi gabah tahun lalu yang sebesar 65,98 juta ton. Sementara, untuk menjaga pasokan beras di dalam negeri, tahun ini Badan Urusan Logistik (Bulog) mematok penyerapan beras dari dalam negeri sebesar 3,5 juta ton. Target pengadaan beras dari dalam negeri ini jauh lebih tinggi ketimbang realisasi penyerapan beras dari dalam negeri pada 2010 lalu yang sebesar 1,9 juta ton.Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menambahkan dari target pengadaan beras dalam negeri yang sebesar 3,5 juta ton itu, setidaknya sekitar 70% - 80% akan dikejar hingga panen raya yang akan jatuh pada Juni - Juli mendatang. Artinya, sampai Juni - Juli setidaknya pengadaan beras dalam negeri harus mencapai 2,5 juta ton.Anggoro menjelaskan, pengadaan beras dalam negeri sebesar 3,5 juta ton ini akan dikontribusi dari 11 propinsi sentra beras nasional. Kesebelas propinsi ini adalah Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Banten, NTB, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. "Total areal lahan dari 11 propinsi ini seluas 2,78 juta hektar," ujarnya beberapa waktu lalu.
Kementan targetkan tekan penyusutan pasca panen padi menjadi 5%
AKARTA. Indonesia bersiap menggenjot produksi beras nasional dan mengurangi ketergantungan impor untuk menghadapi ancaman krisis pangan global. Salah satunya dengan mengawal pasca panen padi di tingkat petani supaya bisa meningkatkan produksi gabah nasional.Menteri Pertanian Suswono mengatakan, selain menyiapkan benih padi yang cocok untuk setiap jenis lahan, tahun ini Kementan juga fokus mengawal petani hingga pasca panen."Belajar dari tahun lalu, kita akan kawal petani di pasca panen. Ini dilakukan agar potensi lost (penyusutan) bisa berkurang dari 15% menjadi hanya 5%," ujarnya akhir pekan lalu. Salah satu caranya dengan mengganti mesin penggiling padi yang sudah tua dan tidak efektif . Selama ini akibat penanganan pasca panen yang tidak efektif, potensi penyusutan gabah di tingkat petani mencapai 15%. Pasalnya, teknik pasca panen tidak seragam. Suswono mengungkapkan, jika potensi penyusutan bisa ditekan hingga 5%, maka akan bisa menambah produksi gabah hingga 3,5 juta ton. Produksi gabah sebesar ini setara dengan 2 juta ton beras.Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, tahun ini Kementan mematok target produksi gabah sebanyak 70,01 juta ton atau setara 43,93 juta ton beras. Jumlah ini meningkat sekitar 5% dibanding produksi gabah tahun lalu yang sebesar 65,98 juta ton. Sementara, untuk menjaga pasokan beras di dalam negeri, tahun ini Badan Urusan Logistik (Bulog) mematok penyerapan beras dari dalam negeri sebesar 3,5 juta ton. Target pengadaan beras dari dalam negeri ini jauh lebih tinggi ketimbang realisasi penyerapan beras dari dalam negeri pada 2010 lalu yang sebesar 1,9 juta ton.Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menambahkan dari target pengadaan beras dalam negeri yang sebesar 3,5 juta ton itu, setidaknya sekitar 70% - 80% akan dikejar hingga panen raya yang akan jatuh pada Juni - Juli mendatang. Artinya, sampai Juni - Juli setidaknya pengadaan beras dalam negeri harus mencapai 2,5 juta ton.Anggoro menjelaskan, pengadaan beras dalam negeri sebesar 3,5 juta ton ini akan dikontribusi dari 11 propinsi sentra beras nasional. Kesebelas propinsi ini adalah Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Banten, NTB, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. "Total areal lahan dari 11 propinsi ini seluas 2,78 juta hektar," ujarnya beberapa waktu lalu.