Jakarta. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengadakan rapat kerja dengan Dewan Perkawilan Rakyat (DPR) terkait pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016 dan Penyertaan Modal Negara (PMN). Namun, rapat yang berlangsung di ruang sidang Komisi VI DPR ini tidak dihadiri oleh Menteri Negara (Meneg) BUMN, Rini Soemarno. Sebagai gantinya, presiden menujukkan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro. Memulai rapat tersebut, Bambang menyampaikan bahwa anggaran Kementerian BUMN dipotong sebesar Rp 95,077 milyar. Sebelumnya, pada APBN 2016, jumlah anggaran kementerian BUMN sebesar Rp 345 milyar. “Pemotongan ini sesuai dengan perekonomian Indonesia yang sedang slow down,” katanya, Kamis (16/06). Tak hanya itu, lanjutnya, pemotongan ini juga dipengaruhi tidak sesuainya asumsi makro pemerintah dengan kenyataan yang ada. “Kita tahun lalu memperkirakan harga minyak dunia US$ 50 per Barel. Nyatanya, harganya minyak dunia US$ 35 per Barel,” ujarnya. Alhasil, lanjutnya, jumlah penerimaan negara pun menurun.
Kementerian BUMN batal renovasi gedung
Jakarta. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengadakan rapat kerja dengan Dewan Perkawilan Rakyat (DPR) terkait pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016 dan Penyertaan Modal Negara (PMN). Namun, rapat yang berlangsung di ruang sidang Komisi VI DPR ini tidak dihadiri oleh Menteri Negara (Meneg) BUMN, Rini Soemarno. Sebagai gantinya, presiden menujukkan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro. Memulai rapat tersebut, Bambang menyampaikan bahwa anggaran Kementerian BUMN dipotong sebesar Rp 95,077 milyar. Sebelumnya, pada APBN 2016, jumlah anggaran kementerian BUMN sebesar Rp 345 milyar. “Pemotongan ini sesuai dengan perekonomian Indonesia yang sedang slow down,” katanya, Kamis (16/06). Tak hanya itu, lanjutnya, pemotongan ini juga dipengaruhi tidak sesuainya asumsi makro pemerintah dengan kenyataan yang ada. “Kita tahun lalu memperkirakan harga minyak dunia US$ 50 per Barel. Nyatanya, harganya minyak dunia US$ 35 per Barel,” ujarnya. Alhasil, lanjutnya, jumlah penerimaan negara pun menurun.