Kementerian BUMN Ingin Bank Syariah Indonesia Jadi Global Wholesale Banking



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ingin PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) fokus menggarap segmen wholesale secara global.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat pendirian BSI, bank syariah terbesar ini harus memiliki bisnis yang berkelanjutan dan menjangkau ke seluruh segmen.

Kendati demikian, ia menyadari pada masa awal berdiri hingga di usia kedua tahun, segmen konsumen menjadi andalan bisnis BSI. Ke depannya, ia ingin BSI bisa masuk ke segmen wholesale yang berwawasan global.


“Untuk pembiayaan jangka panjang seperti infrastruktur dan jalan tol dengan  dengan interest yang sudah terukur, sebenarnya syariahlah yang terbaik. Memang selama ini kita belum mendalami menstruktur flow revenue perusahaan atau satu aset seperti pembangkit listrik,” ujar Tiko sapaan akrab Kartika pada acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023, Rabu (15/2).

Baca Juga: Anak Usaha Bank Mandiri Sumbang Laba Rp 8,5 Triliun, Simak Strategi Permodalannya

Menurut Tiko, struktur ini lebih cocok dengan pembiayaan syariah karena bersifat jangka panjang dan mengikuti kondisi riil dari aset yang dibiayai. Sedangkan di bank konvensional terbiasa dengan pola pembayaran yang standar amortisasi jangka pendek.

“Jadi isu ialah bagaimana kita memastikan asset liability management yang ada di bank syariah berjalan dengan baik. Artinya harus ada liabilities (pendanaan jangka panjang) yang juga match dengan set yang dibiayai. Juga memastikan prinsip syariahnya tetap berjalan,” tambahnya.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, hingga saat ini pembiayaan BSI sebanyak 70% disumbang segmen ritel dan 30% lainnya datang dari wholesale. Ia menargetkan segmen wholesale bisa naik kontribusinya menjadi 35% ke depannya dengan mengincar sektor kesehatan, telekomunikasi, dan pembiayaan sindikasi.

Adapun pada akhir 2022 lalu, BSI telah menyalurkan pertumbuhan pembiayaan korporasi 18,47% year on year (yoy) menjadi Rp 46,13 triliun. Sedangkan pembiayaan komersial tumbuh 5,87% yoy menjadi Rp 11,04 triliun.

Secara total, pembiayaan wholesale BSI tercatat sebesar Rp 57,18 triliun di penghujung tahun lalu. Nilai itu tumbuh 15,8% yoy mengalami pertumbuhan dari posisi 2021 sebesar Rp 49,38 triliun.

Guna memperkenalkan layanan keuangan syariah, BSI menggelar BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023 pada 15-16 Februari 2023 di Jakarta. Acara internasional summit keuangan syariah ini merupakan kali pertama dan terbesar yang digelar oleh bank syariah di Indonesia.

Harapannya acara ini memberikan insight dan memberikan kontribusi nyata untuk kemajuan keuangan syariah dalam pengembangan sektor riil di Indonesia. Hery menyampaikan melalui GIFS 2023 ini, BSI siap menjadi partner keuangan syariah yang solid dan kuat untuk seluruh stakeholders.

BSI optimistis industri keuangan syariah akan terus tumbuh didukung dengan capaian kinerja positif bank-bank syariah yang mengalami tren naik serta kebijakan tepat dari regulator dan meningkatnya kepercayaan pelaku bisnis di Tanah Air.

“Acara ini merupakan bukti nyata atas komitmen berkelanjutan kami terhadap pertumbuhan, stabilitas, dan keberlanjutan industri keuangan syariah. Di BSI, kami menyadari sentralitas keuangan Islam dalam ekonomi global modern. Karena keuangan Islam terus tumbuh menonjol. Acara ini adalah kesempatan untuk mengeksplorasi strategi baru dan praktik terbaik, serta untuk bertemu dengan para pemain industri ekonomi syariah untuk berbagi ide, dan membentuk kemitraan baru,” kata Hery.

BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023 menjadi ajang diskusi ekonomi syariah internasional terbesar di Indonesia yang melibatkan para pelaku industri keuangan syariah mulai dari praktisi pendidikan, praktisi keuangan syariah, pelaku usaha dan otoritas.

Tujuannya adalah membahas tentang perkembangan ekonomi syariah di Asia dan Tanah Air, bertukar pikiran bagaimana praktik - praktik ekonomi syariah yang mampu mendorong ekonomi dan tentunya ekonomi syariah mampu menjadi instrumen yang berkelanjutan.

Diadakannya BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023 dalam upaya mewujudkan harapan  Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai  lepisentrum baru global islamic finance. Hal tersebut mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan jumlah 207 juta jiwa atau 87 persen dari total penduduknya.

GIFS menandai awalan dan komitmen kuat BSI untuk menjadikan ekonomi syariah yang terus tumbuh sehat dari segi finansial, sosial dan spiritual ditengah tantangan ekonomi global yang fluktuatif dan dinamis.

“Pada saat tantangan luar biasa bagi ekonomi global, kita perlu merespons dengan pengetahuan dan inovasi. BSI ingin mendorong terciptanya kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dalam  keuangan Islam,” tutur Hery

Tiko menambahkan, acara ini adalah bentuk peran dan dukungan BSI dalam mengembangkan sektor riil, khususnya dalam menyediakan solusi pembiayaan berbasis syariah yang bisa sejajar dengan perbankan konvensional. Sebab, dengan melibatkan bisnis, keuangan Islam dapat memasuki peluang pertumbuhan baru.

“Urgensi pengembangan produk perbankan syariah yang inovatif dan kompetitif yang tetap memenuhi prinsip syariah, antara lain kebutuhan Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam pengembangan struktur produk syariah untuk wholesale banking dengan memperhatikan global best practice,” kata Tiko.

Baca Juga: Wamen BUMN: BRI dan BNI Bakal Keluar dari BRIS, Diganti dengan Bank Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat