KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui eksplorasi tambang mineral dan batubara (minerba) masih mini. Padahal, eksplorasi merupakan kegiatan kunci bagi penemuan sumber daya dan cadangan tambang yang baru. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengungkapkan, berdasarkan data Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan tambang wewenang pemerintah pusat, investasi eksplorasi minerba di Indonesia sejatinya mengalami peningkatan dari kurun 2014-2019. Namun, peningkatan tersebut hanya terjadi pada eksplorasi lanjutan (development exploration), tidak diiringi oleh aktivitas eksplorasi baru pada greenfield area. Bahkan jika merujuk data dari S&P Global Market Intellegence pada Maret 2020, diketahui bahwa selama 20 tahun terakhir total biaya eksplorasi di Indonesia hanya 1% dibandingkan biaya eksplorasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tambang di dunia. "Hal tersebut menjadi perhatian pemerintah untuk berupaya meningkatkan minat para investor melakukan eksplorasi di Indonesia," sebut Yunus kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).
Kementerian ESDM akui eksplorasi tambang mineral dan batubara masih mini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui eksplorasi tambang mineral dan batubara (minerba) masih mini. Padahal, eksplorasi merupakan kegiatan kunci bagi penemuan sumber daya dan cadangan tambang yang baru. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengungkapkan, berdasarkan data Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan tambang wewenang pemerintah pusat, investasi eksplorasi minerba di Indonesia sejatinya mengalami peningkatan dari kurun 2014-2019. Namun, peningkatan tersebut hanya terjadi pada eksplorasi lanjutan (development exploration), tidak diiringi oleh aktivitas eksplorasi baru pada greenfield area. Bahkan jika merujuk data dari S&P Global Market Intellegence pada Maret 2020, diketahui bahwa selama 20 tahun terakhir total biaya eksplorasi di Indonesia hanya 1% dibandingkan biaya eksplorasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tambang di dunia. "Hal tersebut menjadi perhatian pemerintah untuk berupaya meningkatkan minat para investor melakukan eksplorasi di Indonesia," sebut Yunus kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).