Kementerian ESDM berharap OJK rilis program pembiayaan proyek hijau berbunga rendah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESMD) mencatat masih banyak pengembang listrik alias independent power producer (IPP) yang kesulitan menyelesaikan financial close.

Dari 70 kontrak jual beli listrik alias power purchase agreement (PPA) masih terdapat 42 pengembang listrik yang belum masuk tahapan financial close.

Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana menjelaskan pemerintah telah memonitor pengembang-pengembang listrik yang telah menandatangani PPA tahun lalu. Dari hasil evaluasi tersebut, Rida menyebut pengerjaan proyek EBT yang tersedat bukan karena pengembang listrik yang kurang bonafide.


Namun karena banyak pengembang listrik yang kebingungan mencari pinjaman dengan bunga rendah. Padahal financial close seharusnya sudah selesai dalam enam bulan sejak PPA diteken.

"Kalau enam bulan belum financial close maka di dalam PPA-nya itu dimungkinkan untuk ditinjau, tapi kita lihat nanti,"kata Rida dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (27/4).

Harris, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan menambahkan, pemerintah telah mencoba membantu pengembang listrik EBT dengan memberikan perpanjangan waktu jika dalam waktu enam bulan belum juga mendapatkan pinjaman.

Selain itu, Kementerian ESDM telah melakukan pembicaraan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar bisa segera merilis program pembiayaan khusus proyek-proyek hijau seperti proyek pembangkit listrik berbasis EBT dengan bunga yang murah.

"Kami harapkan OJK yang kelola mengatur perbankan. Kami harap OJK punya program refinancing. Sekarang roadmap refinancing akan ada nanti kewajiban perbankan biayai project-project green sekian persen dari portofolio mereka," kata Harris.

Harris berharap bunga yang diberikan untuk proyek-proyek hijau bisa lebih rendah dari bunga pinjaman komersil biasa. Harris menyebut bunga untuk pembiayaan proyek hijau berkisar 5%.

"Bunganya kami berharap lebih bagus dari komesial biasa. Yang (project) green biasanya low rate," imbuh Harris.

Kementerian ESDM mencatat dari 70 PPA yang ditandatangani tahun lalu sudah ada tiga proyek yang beroperasi atau commercial operation date (COD) yaitu PLTBg Mitra Puding Mas di Sumatra Selatan berkapasitas 2 Megawatt (MW) dikembangkan PT Mitra Puding Mas, PLTM Nengar (Excess Power) di Ace berkapasitas 1 MW dikembangkan PT Gayo Lues Mentalu, dan PLTA Pakkat di Sumatra Utara berkapasitas 18 MW dikembangkan PT Energy Sakti Sentosa.

Selain itu ada 22 proyek dalam tahap konstruksi, tiga proyek persiapan konstruksi, dan 42 proyek financial close.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi