Kementerian ESDM Beri Sinyal Umumkan Pemenang Lelang WK Migas Tahap I Pekan Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan mengumumkan pemenang lelang blok migas atau Wilayah Kerja (WK) tahap I 2024 pada pekan depan atau awal September 2024.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto mengatakan WK yang telah mendapatkan pemenang lelangnya adalah WK yang dilakukan melalui skema penawaran langsung.

"Blok yang penawaran langsung, proses lelangnya sudah selesai sesuai jadwal," kata Ariana saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (30/8).


Diberitakan Kontan sebelumnya, Kementerian ESDM telah membuka lelang tahap I 2024 untuk lima WK pontensial dalam acara The 48th IPA Convention & Exhibition (IPA Convex 2024) pada Mei 2024.

Baca Juga: Anggaran Mini, Kebijakan Energi Hijau Diragukan

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pada putaran pertama kali ada lima WK yang ditawarkan. Perinciannya, dua WK ditawarkan melalui lelang dan tiga WK ditawarkan melalui lelang penawaran langsung.

"WK tersebut Pesut Mahakam, Panai, Andaman Tengah, Amanah, dan Melati," kata Dadan dalam sambutan IPA Conveex di ICE BSD, Selasa (14/5).

Ia menjelaskan secara rinci WK Pesut Mahakam ditawarkan dalam penawaran reguler berada di Kalimantan Timur, dekat dengan beberapa WK yang terbukti memiliki potensi hidrokarbon seperti Sanga-sanga, Wain, Mahakam, Sangata, dan Attaka.

WK Pesut Mahakam merupakan WK eksplorasi dengan estimasi sumber daya sekitar 20 juta barel minyak dan 1,1 triliun kaki kubik (TCF) gas. Komitmen pasti minimum untuk wilayah kerja Pusat Mahakam adalah studi G&G dan seismik 3D seluas 114 km2.

Kedua, WK Panai melalui penawaran reguler yang berada di daratan dan lepas pantai Sumatera Utara dan Riau dekat dengan beberapa WK yang telah terbukti memiliki potensi hidrokarbon seperti Sipipi, Siak, dan Kisaran.

WK eksplorasi tersebut diperkirakan memiliki sumber daya gas sekitar 500 miliar kaki kubik (BCF). Komitmen pasti minimum untuk Panai adalah studi G&G dan 2D Seismik sepanjang 500 km.

Ketiga, WK Andaman Tengah melalui penawaran langsung. WK ini terletak di lepas pantai laut Andaman, dekat dengan WK yang telah terbukti memiliki potensi hidrokarbon seperti North Sumatra Offshore, Lhokseumawe, dan juga Block B.

WK Andaman Tengah merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan estimasi sumber daya sekitar 100 juta barel minyak dan 500 BCF gas. Komitmen pasti minimum untuk wilayah kerja ini adalah studi G&G, Seismik 3D atau memiliki data seismik 3D seluas 650 km2, seismik 3D reprocessing.

Keempat, WK Amanah melalui penawaran langsung. WK Amanah terletak di darat Sumatera Selatan, berdekatan dengan WK yang sudah terbukti memiliki potensi hidrokarbon seperti di Sumatera Selatan, Belida, Pertamina-EP Sumbangsel, Raja/Pendopo, dan juga Ogan Komering.

WK Amanah merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan estimasi sumber daya sekitar 50 juta barel minyak dan 450 BCF gas. Komitmen pasti minimum untuk Amana adalah studi G&G dan seismik 3D seluas 50 km2.

Terakhir, WK Melati melalui penawaran langsung. Wilayah kerja ini terletak di lepas pantai dan darat Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. WK Melati merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan estimasi sumber daya sekitar 850 juta barel minyak dan 4,7 BCF gas.

"Melati terletak di Cekungan Prospektif yang belum pernah diproduksikan sebelumnya. Oleh karena itu, kami menawarkan WK ini dengan persyaratan yang lebih baik dan bagi hasil," ungkap Dadan.

Komitmen pasti minimum untuk Melati adalah studi G&K, seismik 2D darat 250 kilometer dan seismik 3D lepas pantai 200 kilometer persegi. Dadan menyatakan bahwa pihaknya mengundang para investor dan perusahaan minyak dan gas bumi yang memiliki kemampuan dan komitmen untuk memenuhi persyaratan lelang dan berminat untuk berpartisipasi dalam lelang ini.

Lebih lanjut, pemerintah menawarkan beberapa insentif menarik bagi pelaku usaha yang tertarik mengikuti lelang tersebut. Pertama, peningkatan bagi hasil setelah pajak bagi kontraktor mencapai hingga 50% untuk WK yang berisiko sangat tinggi.

Kedua, penawaran 10% First Tranche Petroleum (FTP) yang dapat dibagikan. Kemudian Signature Bonus, fleksibilitas dalam memilih skema kontrak, peningkatan ketentuan DMO menjadi harga DMO 100%, tidak ada kewajiban pelepasan dalam tiga tahun pertama komitmen, tidak ada batasan biaya untuk Cost Recovery, dan kemudahan dalam mengakses data melalui keanggotaan di Migas Data Repository.

Selain penawaran menarik, kontraktor juga akan mendapatkan fasilitas perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu, apabila dalam bidang pengembangan migas kontraktor menghadapi permasalahan ekonomi, pemerintah bersedia mendengarkan usulan kontraktor untuk memberikan insentif. 

Baca Juga: Produksi Gas Bumi Siap Topang Kinerja Hulu Migas Tanah Air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati