KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan implementasi cofiring pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berpotensi meningkatkan skala ekonomi biomassa. Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Sahid Junaidi mengungkapkan biomassa untuk cofiring bisa diambil dari limbah pertanian, limbah industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga serta tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan Hutan Tanaman Energi seperti pohon Kaliandra, Gamal dan Lamtoro. Menurut Sahid, tantangan terbesar dalam implementasi cofiring biomassa adalah upaya untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku biomassa dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian. Sehingga nantinya harga listrik yang dihasilkan tetap terjangkau dan tidak melebihi biaya pokok penyediaan (BPP) yang ditetapkan.
Kementerian ESDM: Cofiring PLTU tingkatkan skala ekonomi biomassa
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan implementasi cofiring pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berpotensi meningkatkan skala ekonomi biomassa. Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Sahid Junaidi mengungkapkan biomassa untuk cofiring bisa diambil dari limbah pertanian, limbah industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga serta tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan Hutan Tanaman Energi seperti pohon Kaliandra, Gamal dan Lamtoro. Menurut Sahid, tantangan terbesar dalam implementasi cofiring biomassa adalah upaya untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku biomassa dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian. Sehingga nantinya harga listrik yang dihasilkan tetap terjangkau dan tidak melebihi biaya pokok penyediaan (BPP) yang ditetapkan.