KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menggelar lelang blok tambang tahun 2024. Sejumlah pelaku usaha sektor mineral dan batubara melirik potensi untuk ikut serta dalam pelaksanaan lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral logam dan batubara kali ini. Tercatat, sebanyak 8 WIUP akan ditawarkan dalam lelang kali ini yang terdiri dari Blok Lolayan (emas), Blok Taludaa (tembaga), Blok Pasiang (Galena), Blok Pumlanga (Nikel), Blok Ulu Rawas (Bijih Besi), Blok Bayung Lencir (Batubara), Blok Tumbang Nusa (Batubara) dan Blok Natai Baru (Batubara).
Baca Juga: Produksi Batubara Melonjak, APM Truk Bakal Diuntungkan Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, pihaknya turut mengkaji peluang yang ada dalam pelaksanaan lelang WIUP. "Pada prinsipnya ANTAM terbuka terhadap kesempatan untuk memperkuat dan meningkatkan sumberdaya dan cadangan mineral komoditas inti yang dikelola Perusahaan. Hal ini sejalan dengan upaya Perusahaan untuk memastikan umur pertambangan hingga 25+ tahun," kata Faisal kepada Kontan, Selasa (2/4). Faisal melanjutkan, selain partisipasi dalam lelang WIUP/WIUPK yang digelar pemerintah, secara khusus untuk komoditas emas, ANTM turut mendorong upaya eksplorasi maupun merger dan akuisisi. Adapun, untuk sumber daya dan cadangan nikel serta bauksit dilakukan melalui intensifikasi eksplorasi serta pengembangan bisnis hilirisasi, dan juga melalui kerja sama mitra strategis. Sebelumnya, ANTM berhasil memenangkan dua WIUP tambang dalam lelang Blok Tambang yang digelar Kementerian ESDM pada 2023 lalu. Dua blok tambang tersebut yakni Blok Marimoi I dan Blok Lilief Sawai dimana keduanya merupakan blok nikel. "ANTAM setelah mendapatkan WIUP/WIUPK baru akan senantiasa melakukan kegiatan eksplorasi sesuai standar operasional prosedur eksplorasi yang ditetapkan," jelas Faisal.
Baca Juga: Kinerja Perusahaan Tambang dan Energi Merosot di 2023, Cermati Pemicunya Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra memastikan pihaknya turut mengkaji peluang dalam pelaksanaan lelang kali ini. "Kami akan melakukan kajian dari berbagai aspek. Terutama dari sisi teknis, legal, finansial, serta kesesuaian dengan strategi bisnis perusahaan," jelas Niko kepada Kontan, Senin (1/4).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, salah satu faktor yang mempengaruhi minat pelaku usaha yakni harga komoditas. Berkaca dari pelaksanaan lelang tahun 2023 yang masih sepi peminat, tren harga komoditas dinilai mempengaruhi minat pelaku usaha. "Bisa saja outlook tren harga yang sedang turun menjadi salah satu pertimbangan. Selain itu operational cost juga sudah cukup tinggi apalagi dengan kewajiban pembayaran royalti yang naik signifikan di 2022," jelas Hendra. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .