KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengkaji lebih lanjut strategi menekan impor LPG yang saat ini 70% masih dipenuhi dari luar negeri. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Tutuka Ariadji menjelaskan saat ini Indonesia belum bisa memproduksi LPG sesuai dengan kebutuhannya. Produksi LPG dalam negeri baru mencapai 1,2 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhannya 8 juta, sehingga sekitar 6,8 juta ton diimpor. Salah satu persoalan terbesar gas untuk LPG masih diimpor karena tidak banyak sumber gas di Indonesia yang kaya akan kandungan C3-C4 melebihi 4% yang berpotensi diekstraksi untuk LPG.
Kementerian ESDM Godok Berbagai Siasat untuk Menekan Impor LPG
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengkaji lebih lanjut strategi menekan impor LPG yang saat ini 70% masih dipenuhi dari luar negeri. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Tutuka Ariadji menjelaskan saat ini Indonesia belum bisa memproduksi LPG sesuai dengan kebutuhannya. Produksi LPG dalam negeri baru mencapai 1,2 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhannya 8 juta, sehingga sekitar 6,8 juta ton diimpor. Salah satu persoalan terbesar gas untuk LPG masih diimpor karena tidak banyak sumber gas di Indonesia yang kaya akan kandungan C3-C4 melebihi 4% yang berpotensi diekstraksi untuk LPG.