JAKARTA. Tim Harga Minyak Indonesia Kementerian ESDM mencatat, rata-rata harga minyak Indonesia pada Agustus 2015 anjlok US$ 9 menjadi US$ 42,81 per barel dibandingkan Juli 2015 sebesar US$ 51,81 per barel. Kementerian ESDM menyebutkan harga ICP jenis utama Minas/SLC pada Agustus 2015 turun US$ 8,7 menjadi US$ 43,21 dibandingkan Juli 2015 sebesar US$ 51,91 per barel. Tim mengungkapkan, penurunan ICP diakibatkan antara lain publikasi OPEC yang menyebutkan produksi minyak mentah organisasi tersebut meningkat pada Juli 2015 sebesar 0,1 juta barel per hari dibandingkan Juni 2015 menjadi 31,5 juta barel per hari. Lalu, proyeksi pasokan minyak negara-negara non-OPEC pada 2015 direvisi meningkat 0,08 juta barel per hari dibandingkan publikasi Juli 2015, menjadi 57,46 juta barel per hari. Faktor penyebab lainnya adalah publikasi IEA pada Agustus 2015 yang menyebutkan, selama semester II 2015, dunia masih akan mengalami kelebihan pasokan hingga 1,4 juta barel per hari dengan asumsi rata-rata produksi OPEC sebesar 31,7 juta barel per hari dan belum memperhitungkan proyeksi kenaikan produksi Iran pasca penghapusan sanksi. Selain itu, menurut laporan mingguan EIA, tingkat stok "distillate fuel oil" Amerika Serikat akhir Agustus 2015 lebih tinggi lima juta barel dibandingkan dengan stok pada akhir Juli 2015. Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi penurunan indikator perekonomian Tiongkok dan potensi penurunan perekonomian negara Asia lainnya akibat efek devaluasi yuan. Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama dunia pada Agustus 2015 adalah WTI (Nymex) US$ 42,89 per barel atau turun US$ 8,04 per barel dari US$ 50,93 per barel pada Juli 2015. Sedangkan, Brent (ICE) tercatat US$ 48,21 per barel atau turun US$ 8,56 dari US$ 5,76 per barel dan "basket" OPEC US$ 45,38 per barel atau turun US$ 8,8 dari US$ 54,19 per barel pada Juli 2015. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kementerian ESDM: ICP Agustus anjlok US$ 9
JAKARTA. Tim Harga Minyak Indonesia Kementerian ESDM mencatat, rata-rata harga minyak Indonesia pada Agustus 2015 anjlok US$ 9 menjadi US$ 42,81 per barel dibandingkan Juli 2015 sebesar US$ 51,81 per barel. Kementerian ESDM menyebutkan harga ICP jenis utama Minas/SLC pada Agustus 2015 turun US$ 8,7 menjadi US$ 43,21 dibandingkan Juli 2015 sebesar US$ 51,91 per barel. Tim mengungkapkan, penurunan ICP diakibatkan antara lain publikasi OPEC yang menyebutkan produksi minyak mentah organisasi tersebut meningkat pada Juli 2015 sebesar 0,1 juta barel per hari dibandingkan Juni 2015 menjadi 31,5 juta barel per hari. Lalu, proyeksi pasokan minyak negara-negara non-OPEC pada 2015 direvisi meningkat 0,08 juta barel per hari dibandingkan publikasi Juli 2015, menjadi 57,46 juta barel per hari. Faktor penyebab lainnya adalah publikasi IEA pada Agustus 2015 yang menyebutkan, selama semester II 2015, dunia masih akan mengalami kelebihan pasokan hingga 1,4 juta barel per hari dengan asumsi rata-rata produksi OPEC sebesar 31,7 juta barel per hari dan belum memperhitungkan proyeksi kenaikan produksi Iran pasca penghapusan sanksi. Selain itu, menurut laporan mingguan EIA, tingkat stok "distillate fuel oil" Amerika Serikat akhir Agustus 2015 lebih tinggi lima juta barel dibandingkan dengan stok pada akhir Juli 2015. Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi penurunan indikator perekonomian Tiongkok dan potensi penurunan perekonomian negara Asia lainnya akibat efek devaluasi yuan. Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama dunia pada Agustus 2015 adalah WTI (Nymex) US$ 42,89 per barel atau turun US$ 8,04 per barel dari US$ 50,93 per barel pada Juli 2015. Sedangkan, Brent (ICE) tercatat US$ 48,21 per barel atau turun US$ 8,56 dari US$ 5,76 per barel dan "basket" OPEC US$ 45,38 per barel atau turun US$ 8,8 dari US$ 54,19 per barel pada Juli 2015. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News