Kementerian ESDM ingatkan resiko minyak habis jika tak ada inovasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan perlu upaya khusus dan masif dalam menjaga produksi serta meningkatkan cadangan minyak dan gas (migas).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, pelaksanaan bisnis dengan langkah biasa tanpa berpikir out of the box bakal membuat Indonesia kehabisan cadangan minyak.

Ia mengungkapkan, ke depannya seiring pertambahan jumlah penduduk maka akan dibarengi dengan peningkatan konsumsi energi. Karenanya, diperlukan temuan cadangan besar demi memenuhi kebutuhan tersebut.


"Kalau kita andalkan pekerjaan saat ini secara business as usual dan tidak melakukan apa-apa maka minyak akan habis. Ini harus out of the box," ungkap dia dalam konferensi pers FGD Pre Event 2020 International Convention on Indonesia Upstream Oil and Gas, Kamis (5/11).

Baca Juga: Menteri ESDM: Betul, Tutuka Ariadji ditunjuk sebagai Dirjen Migas

Arifin menambahkan, dengan penurunan produksi yang terus terjadi maka diperlukan upaya eksplorasi masif. Ia memastikan eksplorasi ke depannya bakal lebih didorong mengingat ada potensi dari 128 cekungan.

Tak sampai di situ, Arifin menegaskan upaya perbaikan iklim investasi pun turut jadi perhatian antara lain melalui perbaikan regulasi dan pemberian insentif.

Selain demi menjaga tingkatan cadangan migas, langkah ini disebut sebagai upaya mencapai target lifting minyak 1 juta barel pada 2030.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial bilang pihaknya bakal memperbaiki data migas guna meningkatkan gairah investasi hulu migas.

Ego kembali menegaskan niatan pemerintah Indonesia untuk belajar dari Mesir yang sukses menemukan cadangan migas jumbo pasca menggandeng lembaga geosains dunia.

"Kita pelajari contohnya yang dilakukan Mesir. Salah satunya berkontrak langsung dengan lembaga Geoscience ternama laksanakan survei 3D pembiayaan 100% dari pemerintah itu dampaknya luar biasa," jelas Ego dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Harga batubara acuan (HBA) naik 2 bulan beruntun, APBI: Ini sentimen positif

Menurutnya, perbaikan data migas bakal menarik para investor ke Indonesia. Apalagi dari 128 cekungan yang ada, 68 cekungan tercatat belum tergarap sejauh ini.

"Jadi kita belum betul-betul serius bongkar. Hampir setengahnya belum kita apa-apakan. Kalau 1 juta barel itu keliatan banget dengan potensi cekungan yang ada," pungkas Ego.

Selanjutnya: BPK: Penerapan skema gross split di industri migas kurangi penerimaan negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari