KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyebut bahwa Indonesia tidak memiliki kerja sama impor minyak dan gas (migas) dari Iran. “Tidak ada impor dari Iran, walaupun kita jalin kerja sama dengan Iran tapi tidak mudah lakukan implementasinya jadi sampai saat ini tidak ada,” tutur Tutuka dalam agenda Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Senin (15/4). Ia menyampaikan, berdasarkan data 2023 Pertamina melakukan impor BBM paling banyak berasal dari Singapura yakni dengan persentase sebesar 56,8% yang berasal dari berbagai macam tempat, dan Malaysia sebesar 26,75%.
Baca Juga: Iran Serang Israel, Apa Dampaknya Terhadap Ekonomi Indonesia? Sementara itu, untuk impor LPG, Pertamina paling banyak impor dari Amerika Serikat sebesar 44,98%, United Arab Emirates 25,13%, dan Qatar 11,21%. “Jadi kita melihat ada negara yang biasa terlibat konflik misalnya LPG dengan Amerika yang berhubungan dengan impor LPG nya,” jelasnya. Lebih lanjut, untuk impor minyak mentah, Indonesia paling banyak mengimpor dari Arab Saudi dan Nigeria. “Namun kalau dari Saudi Arabia tentunya berpengaruh, ya. Itu yang sekarang sedang disimulasikan oleh Pertamina, berbagai macam cara untuk mengantisipasi kondisi kalau terjadi eskalasi berlanjut,” ungkapnya. Baca Juga: Meneropong Dampak Penyerangan Iran ke Israel Bagi Ekonomi dan Pasar Saham RI