KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati saat ini terjadi pandemi corona (covid-19), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai infrastruktur gas bumi masih layak (feasible) untuk dikembangkan dalam jangka panjang. Apalagi, setelah pemerintah menetapkan harga gas murah untuk industri tertentu, serta konversi ke energi gas bagi pembangkit listrik. Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengungkapkan, berdasarkan Neraca Gas Bumi 2020-2030, permintaan gas dalam kurun waktu tersebut tidak terlalu signifikan, yakni hanya sekitar 300 mmscfd. Namun, Pemerintah menetapkan kebijakan untuk beralih ke energi bersih, termasuk juga pembangkit listrik dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas. Baca Juga: Konsumsi listrik turun, kelangsungan bisnis PLN Jakarta Raya terancam
Kementerian ESDM: Pengembangan infrastruktur gas bumi masih feasible walau ada corona
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati saat ini terjadi pandemi corona (covid-19), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai infrastruktur gas bumi masih layak (feasible) untuk dikembangkan dalam jangka panjang. Apalagi, setelah pemerintah menetapkan harga gas murah untuk industri tertentu, serta konversi ke energi gas bagi pembangkit listrik. Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengungkapkan, berdasarkan Neraca Gas Bumi 2020-2030, permintaan gas dalam kurun waktu tersebut tidak terlalu signifikan, yakni hanya sekitar 300 mmscfd. Namun, Pemerintah menetapkan kebijakan untuk beralih ke energi bersih, termasuk juga pembangkit listrik dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas. Baca Juga: Konsumsi listrik turun, kelangsungan bisnis PLN Jakarta Raya terancam