Kementerian ESDM Sebut Hilirisasi Batubara Masih Hadapi Sejumlah Tantangan



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan saat ini sejumlah proyek hilirisasi batubara masih menghadapi sejumlah tantangan besar  sehingga perkembangannya belum signifikan. 

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif mengungkapkan hilirisasi batubara mengalami kendala pada keekonomian proyek sehingga proses studi kelayakan atau feasibility study (FS) belum selesai. 

“Setahu saya semua proyek hilirisasi perusahaan seharusnya mematuhi rencana mereka yang dimasukkan ke Direktorat Jenderal Minerba,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (28/11). 


Baca Juga: Kadin Sebut Proyek Hilirisasi Batubara Perlu Kepastian Offtaker

Irwandy menyatakan, sekiranya nanti ada perpanjangan waktu proyek hilirisasi dari rencana semula, pihak perusahaan tentu harus melakukan permohonan kembali kepada Kementerian ESDM. 

“Khusus untuk perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang diperpanjang ke IUPK, hilirisasi adalah kewajiban,” tegasnya. 

Memang saat ini sejumlah perusahaan batubara masih berjibaku mengeksplor produk turunan emas hitam ini. Sebelumnya proyek gasifikasi batubara menjadi dymethil ether (DME) kandas lantaran mitra dari Amerika Serikat yakni Air Products memilih hengkang dari Indonesia. 

Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail menyatakan, pencarian pengganti Air Products tidaklah mudah karena proyek mahal ini harus dikaji secara menyeluruh terutama aspek keekonomiannya. 

Baca Juga: Begini Perkembangan Terkini Proyek Hilirisasi Batubara Bumi Resources (BUMI)

Maka itu, pihaknya mengkaji semua potensi hilirisasi yang ada dan paling memungkinkan untuk direalisasikan segera. 

Arsal menyatakan, produk hilirisasi batubara tidak hanya DME, tetapi ada juga Mono Ethylene Glycol (MEG), Anoda, hingga grafit. Maka itu, pihaknya menjajaki semua opsi yang ada dengan melaksanakan kajian pada masing-masing produk. 

“PTBA secara intensif melakukan kajian dengan beberapa investor dan partner terkait proyek hilirisasi ini,” ujarnya di Gedung DPR RI, Senin (27/11). 

Dia menegaskan, hilirisasi tetap berjalan untuk bisa memberikan nilai tambah bagi negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .