KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan 16 fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral pada tahun ini. Sekjen Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian (AP3I) Haykal Hubeis mengungkapkan, pembangunan 16 smelter ini harusnya tidak menemui kendala. Pasalnya hanya melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan atau direncanakan sejak tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, mayoritas smelter yang dibangun bersifat Penanaman Modal Asing (PMA) yang para investornya sudah berpengalaman dalam industri pemurnian.
Jika kemudian terjadi kendala dalam proses realisasinya, Haykal menilai perlu ada evaluasi yang dilakukan.
Baca Juga: Sumber Mineral Global (SMGA) Menargetkan Pendapatan Tahun Ini Tembus Rp 1 Triliun "Perlu ditinjau kembali apakah klim usaha investasi disektor ini masih menarik atau trennya menurun," ujar Haykal kepada Kontan, Sabtu (3/2). Haykal melanjutkan, pemerintah perlu mempertegas jaminan kepastian dan ketersediaan bahan baku untuk pelaku usaha khususnya sektor nikel. Dalam 10 tahun terakhir, terjadi peningkatan permintaan yang signifikan. Di sisi lain, pemerintah perlu menjamin terlaksananya keseimbangan iklim usaha di hulu dan hilr baik oleh Kementerian ESDM maupun Kementerian Perindustrian. "Tanpa kordinasi di keduanya sulit untuk ciptakan harmonisasi hulu hilir yang ideal yang akibatnya akan menurunkan daya tarik industri itu sendiri," sambung Haykal. Haykal menambahkan, aspek pendanaan memang masih menjadi tantangan dalam investasi sektor smelter. Menurutnya, sektor perbankan umumnya masih menilai investasi ini tinggi risiko terutama jika dikaitkan dengan tren harga global, inovasi teknologi baru hingga inkonsistensi kebijakan baik oleh pemerintah dalam negeri maupun negara tujuan ekspor. Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan ada 16 proyek smelter yang bakal difokuskan pada tahun ini. Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Suswantono mengungkapkan, seluruhnya merupakan proyek smelter mineral. "Monitoring pembangunan fasilitas pengolahan pemurnian mineral dalam negeri dimana dilakukan pengawasan progres pembangunan adanya 16 smelter," kata Bambang, dalam Konferensi Pers Kinerja Minerba 2023, Januari lalu. Adapun, sebanyak 5 proyek smelter mineral tercatat tuntas sepanjang tahun 2023.
Baca Juga: Menteri ESDM Usul Perusahaan Bauksit Bentuk Konsorsium untuk Garap Refinery Mandek "Sampai akhir tahun 2023 tercapai 5 unit dari target 7 unit smelter," kata Bambang, Selasa (16/1).
Adapun, 5 proyek smelter mineral tersebut yakni Smelter milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, smelter PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Sulawesi Selatan, Smelter PT Wanatiara Persada di Maluku Utara, Smelter PT Weda Bay Nickel dan Smelter PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara di Maluku Utara. Sementara itu, smelter yang belum tuntas yakni Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) milik ANTM yang baru mencapai 99,9% di Maluku Utara. Saat ini proyek tengah memasuki tahapan lelang pembangunan power plant. Proyek lainnya yakni smelter milik PT Sebuku Iron Lateritic Ores di Kalimantan Selatan yang kini mencapai 90,24%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi