KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan porsi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengungkapkan pemerintah menargetkan peningkatan setidaknya bisa terjadi ketimbang yang termuat dalam RUPTL 2019-2028. "Kami ingin RUPTL ini adalah
greener, lebih hijau artian porsi EBT belum dominasi (dan) saya inginnya dominasi tapi paling tidak lebih baik dari RUPTL sebelumnya," ujar Rida. dalam Konferensi Pers Virtual, Jumat (4/6).
Dalam catatan Kontan, dalam RUPTL yang tengah disusun maka porsi EBT bakal mencapai 48% dan sisa 52% masih akan ditopang pembangkit berbahan fosil. "Dibandingkan RUPTL yang sekarang dimana komposisi EBT 30% dan fosil 70% sekarang kita perbarui untuk 2021-2030 yang kita susun lebih hijau dengan komposisi EBT 48% dan fosil 52% jadi besok lusa mungkin porsi EBT akan lebih besar," terang Rida dalam RDP bersama Komisi VII pekan lalu. Adapun, dari besaran 41 GW tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun ke depan sekitar 34.528 MW telah selesai didiskusikan sementara 6.439 MW masih perlu diskusi lebih lanjut.
Baca Juga: Pemerintah kejar target pengembangan energi baru terbarukan (EBT) Dalam
roadmap yang ada, pada tahun ini penambahan kapasitas ditargetkan sebesar 8.915 MW didominasi PLTU/MT sebesar 4.688 MW dan PLTG/GU/MG/MGU sebesar 3.467 MW. Sisanya sebesar 22 MW bersumber dari PLTD dan sekitar 737 MW dari pembangkit EBT yang terdiri dari PLTA, PLTP, PLTBio, PLTH dan PLTS. Dikonfirmasi terpisah, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menuturkan target penambahan pembangkit EBT tahun 2021 adalah 854,73 MW yg terdiri dari PLTP sebesar146 MW, PLTA sebesar 557,93 MW, PLTS sebesar 138,8 MW, dan PLTBio sebesar 12 MW. "PLTA/M yang sudah beroperasi di tahun 2021 adalah sebesar 41,05 MW yang umumnya berasal dari PLTM. Adapun PLTA yang diharapkan dapat COD tahun 2021 adalah sebesar 400 MW," kata Dadan kepada Kontan.co.id, Jumat (4/6).
Dadan menjelaskan besaran 400 MW proyek PLTA berasal dari PLTA Poso Peaker 200 MW, PLTA Jatigede 110 MW, dan PLTA Malea 90 MW dan beberapa PLTM lainnya. Sementara itu, PLTS yang sudah beroperasi tahun 2021 adalah sebesar 5,1 MW yang berasal dari PLTS Atap. Diharapkan tambahan kapasitas PLTS berasal dr PLTS Atap dan PLTS Lisdes PLN. Tambahan lainnya untuk tahun ini yakni 146 MW dari PLTP antara lain PLTP Dieng Small Scale 10 MW, PLTP Rantau Dedap 86 MW dan PLTP Sorik Marapi-2 kapasitas 50 MW. Selanjutnya, PLTBio yang sudah beroperasi tahun 2021 adalah PLTSa Benowo 9 MW. Diharapkan PLTBg Rokan Hulu 3 MW dapat COD pada akhir tahun 202. "Ditjen EBTKE senantiasa untuk melakukan
monitoring atas kemajuan proyek-proyek EBT dan memfasilitasi
de-bottlenecking proyek agar dapat COD sesuai dengan target yang telah ditetapkan," pungkas Dadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .