KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan percepatan penerapan Enchanced Oil Recovery (EOR) pada lapangan-lapangan potensial. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, percepatan EOR ini sebagai upaya mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta barel dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030. "Waktu penerapan EOR perlu dipercepat. Harapannya EOR ini bisa berkontribusi signifikan di tahun 2030," ujar Tutuka dikutip dari laman Ditjen Migas, Selasa (17/8). Tutuka mengungkapkan percepatan penerapan EOR dilakukan dengan dua strategi. Pertama, penyederhanaan timeline proyek EOR yaitu melaksanakan lab analysis bersamaan dengan pilot test pada skala sumuran sebagai kegiatan tahap reservoir description. Cara ini mempersingkat timeline EOR dari 8 tahun menjadi hanya 4-5 tahun.
Kementerian ESDM targetkan percepatan EOR demi kejar produksi 1 juta barel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan percepatan penerapan Enchanced Oil Recovery (EOR) pada lapangan-lapangan potensial. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, percepatan EOR ini sebagai upaya mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta barel dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030. "Waktu penerapan EOR perlu dipercepat. Harapannya EOR ini bisa berkontribusi signifikan di tahun 2030," ujar Tutuka dikutip dari laman Ditjen Migas, Selasa (17/8). Tutuka mengungkapkan percepatan penerapan EOR dilakukan dengan dua strategi. Pertama, penyederhanaan timeline proyek EOR yaitu melaksanakan lab analysis bersamaan dengan pilot test pada skala sumuran sebagai kegiatan tahap reservoir description. Cara ini mempersingkat timeline EOR dari 8 tahun menjadi hanya 4-5 tahun.