Kementerian ESDM tidak bisa intervensi masalah formula EOR Blok Rokan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya peningkatan produksi Blok Rokan pasca alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan menemui kendala formula Enhance Oil Recovery (EOR).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan, pihaknya telah mengetahui duduk permasalahan formula EOR.

Kendati demikian, menurutnya pemerintah tak dapat melakukan intervensi.


"Memang betul. Ini perlu duduk bersama Pertamina dan Chevron. Kami tidak bisa masuk langsung karena itu B to B," ungkap Tutuka dalam Rapat Dengar Pendapat Virtual Komisi VII DPR RI, Senin (16/11).

Baca Juga: Upaya Pertamina tingkatkan produksi Blok Rokan dengan metode EOR terkendala, kenapa?

Dia melanjutkan, serah terima formula EOR tak bisa dilakukan begitu saja terlebih proses tersebut tidak masuk dalam cost recovery.

"Ini sulitnya dengan perusahaan multinasional tidak dengan biaya cost recovery itu tidak bisa diambil. Itu yang memang banyak terjadi, doftware geologi itu tidak bisa dibeli," kata Tutuka.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan, agar PT Pertamina dapat melaksanakan EOR maka dibutuhkan empat formula, namun satu formula lainnya enggan diberikan Chevron.

"Chevron tidak mau berikan formula, ada empat formula yang tiga diberikan yang satu nggak. Ya sudah ambil saja dari tiga inti campuran," ujar Djoko dalam diskusi virtual, Kamis (12/11).

Selanjutnya: Konsumsi Premium kian menurun, ini yang dilakukan Pertamina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari