Kementerian ESDM Tunggu Usulan RUPTL dari PLN



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pembahasan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033 kini masih menggantung. Pemerintah masih menanti draft usulan dari PT Perusahaan Listrik Negara.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan, perusahaan setrum pelat merah tersebut belum menyampaikan usulan RUPTL terbaru.

"Belum (ada usulan)," ujar Arifin singkat di Gedung DPR RI, Rabu (19/6).


Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menjelaskan, pembahasan belum bisa dilakukan jika PLN belum menyampaikan usulan RUPTL terbaru.

"Kita tunggu saja, ini kan usulannya belum ada, belum dibahas, belum disepakati," ungkap Jisman selepas Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (19/6).

Jisman menjelaskan, pengembangan proyek-proyek kelistrikan khususnya pembangkit yang masuk dalam RUPTL 2021-2030 cukup beragam.

"Sebagian (proyek) jalan, sebagian banyak kendalanya," imbuh Jisman.

Baca Juga: PLN Masuk 10 Perusahaan Terbesar versi Fortune 500 Asia Tenggara

Meskipun demikian, Jisman tak merinci lebih jauh detail realisasi proyek kelistrikan terkini.

Kontan mencatat, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN telah menyelaraskan rencana pengembangan ketenagalistrikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

"Nah, karena RUKN dengan RUPTL ini akur, bapak ibu ingin mendengar ya barangkali bocorannya seperti apa. Pertama, sampai 2040 penambahan kapasitas pembangkit totalnya sekitar 80 GW (terdiri dari) 75% berbasis pada EBT dan 25% berbasis gas," kata Darmawan, April lalu.

Darmawan menjelaskan, sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2022 Tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik dimana penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sudah tidak lagi masuk dalam RUPTL maka PLN akan mengandalkan pembangkit berbasis air, gas dan panas bumi sebagai baseload.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari